Keren, Astronom Telah Membuat Peta Titan, Bulan Terbesar Saturnus

Kamis, 21 November 2019 | 11:00 WIB
Keren, Astronom Telah Membuat Peta Titan, Bulan Terbesar Saturnus
Penampakan satelit Saturnus, Titan. [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom berhasil membuat peta global pertama yang menampilkan geologi lengkap dari bulan terbesar Saturnus, Titan. Peta ini memberikan pandangan lengkap akan berbagai lingkungan yang ada di permukaan Titan.

Peta yang diterbitkan di Nature Astronomy ini menyoroti enam lingkungan yang berbeda dan menjelaskan bagaimana siklus metana terbentuk.

"Sebagian besar permukaan Titan ditutupi bahan organik, terutama dataran (65 persen) dan bukit pasir (17 persen). Bentukan berasal dari bahan organik yang jatuh dari atmosfer dan digerakkan oleh angin. Hal ini memberi tahu kami bahwa angin sangat penting dalam membentuk permukaan Titan," ucap Dr Rosaly Lopes, penulis utama penelitian dari NASA Jet Propulsion Laboratory.

Peta geologi Titan, Bulan terbesar milik Planet Saturnus [NASA/JPL-Caltech/ASU].
Peta geologi Titan, Bulan terbesar milik Planet Saturnus [NASA/JPL-Caltech/ASU].

Enam lingkungan pada permukaan Titan itu mencakup bukit pasir di dekat khatulistiwa, dataran organik di pertengahan garis lintang, danau metana yang berada di kutub, kawah, bukit dan gunung kuno yang digambarkan sebagai "hummocky".

Baca Juga: Mobil Otonom Kini Lebih Ramah Terhadap Pengendara Sepeda Motor

Peta itu dibuat menggunakan data dari misi Cassini. Dengan melihat data ini, terkumpul informasi yang menjadi dasar pengetahuan tentang cara Titan berubah sepanjang penelitian.

Peta itu juga memberikan wawasan baru tentang evolusi bulan. Permukaan Titan terus berubah dan area hummocky yang dulu berlimpah, sekarang hanya mencakup 14 persen dari bulan.

Meski begitu, menurut IFL Science, masih ada banyak hal yang belum dipahami para astronom dari Titan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Masih ada hal-hal yang tidak kami pahami, seperti perbedaan komposisi antara bukti pasir dan dataran, atau apakah hujan lebih banyak turun di pertengahan garis lintang. Kami belum memiliki jawaban untuk banyak pertanyaan yang muncul. Akan tetapi peta ini memberi kami pandangan tentang geologi Titan yang bisa dipelajari lebih lanjut," tambah Dr Rosaly Lopes.

Misi Cassini sendiri adalah misi gabungan antara NASA, European Space Agency, dan Italian Space Agency. Misi ini mengirimkan pendarat bernama Huygens ke Titan dan menghabiskan waktu 13 tahun untuk mempelajari sistem Saturnus. Pendarat itu mengumpulkan lebih dari 450 ribu gambar dan data yang digunakan lebih dari 4 ribu makalah.

Baca Juga: Pasar Otomotif Disebut Lesu, Ini Lima Faktor Penyebabnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI