Gawat! Ponsel Murah Lebih Rentan Terkena Peretasan

Selasa, 19 November 2019 | 07:40 WIB
Gawat! Ponsel Murah Lebih Rentan Terkena Peretasan
Ilustrasi ponsel Android. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan riset keamanan Kryptowire mengungkapkan bahwa ponsel Android murah lebih rentan terkena peretasan.

Seperti diketahui, ponsel dengan harga ekonomis adalah pasar paling gemuk di industri smartphone saat ini, berbeda dengan ponsel dengan harga selangit yang peminatnya sedikit.

Sebagaimana lansiran laman Ubergizmo, Selasa (19/11/2019), sistem keamanan ponsel murah ini dinilai punya masalah serius, termasuk persoalan bug, dan kerentanan terhadap serangan dari para peretas atau hacker.

Hal itu lumrah terjadi karena perangkat di segmen tersebut tidak dirancang seperti pembuatan ponsel premium yang punya sistem keamanan berlapis.

Baca Juga: Berbentuk Ikan Pari, Pesawat Ruang Angkasa Siap Jelajahi Sisi Gelap Venus

Kendati mengumumkan hasil riset tersebut, namun Kryptowire tidak menyebutkan merek dan seri ponsel yang dimaksud. Mereka juga tidak menjelaskan batasan harga yang masuk dalam kategori ponsel murah ini.

Namun, Kryptowire mengklaim bahwa kerentanan tersebut ditemukan perusahaannya pada ponsel yang dikirimkan oleh 29 produsen ponsel dari berbagai negara.

Ilustrasi malware atau program jahat pada sebuah ponsel. [Shutterstock]
Ilustrasi malware atau program jahat pada sebuah ponsel. [Shutterstock]

Pada kesempatan yang sama, CEO Kryptowire Angelos Stavrou mengatakan bahwa Google selaku pemilik sistem operasi Android harus ikut bertanggungjawab atas temuan ini, sehingga mereka bisa meningkatkan sistem keamanan pada OS Android, sekalipun harga perangkat yang dijual termasuk murah.

"Google bisa meminta kode analisis dan tanggungjawab vendor terhadap software yang mereka masukkan ke dalam ekosistem Android. Legislator dan pembuat kebijakan harus menuntut agar perusahaan bertanggung jawab karena membahayakan keamanan dan informasi pribadi penggunanya," tandas Stavrou.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI