Suara.com - Penjelajah Curiosity telah mengungkapkan kadar metana di Kawah Gale meningkat secara signifikan selama bulan-bulan musim panas di sana. Terbaru, penelitian baru melaporkan bahwa Curiosity mengamati suatu gas yang mirip dengan oksigen di Mars.
"Kami mulai melihat korelasi antara metana dan oksigen. Meski kami belum memiliki jawaban pasti yang masuk akal, tapi kami yakin ada sesuatu atas penemuan itu," ucap Sushil Atreya, seorang profesor ilmu iklim dan ruang angkasa di University of Michigan di Ann Arbor.
Penemuan itu sendiri mendorong kemungkinan adanya biosignature lain di Mars. Biosignature adalah substansi yang memberikan bukti keberaan kehidupan pada masa lalu dan sekarang, yang dapat berupa unsur, isotop, molekul, atau fenomenon.
Penemuan itu sendiri diketahui berkat bantuan dari instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) milik Curiosity. Tim misi telah menggunakan SAM untuk mengkarakterisasi atmosfer Mars dan menganalisis sampel tanah dan batuan yang dibor sejak Curiosirty mendarat.
Baca Juga: Pramugara Lion Air Suapi Penumpang Lanjut Usia, Videonya Viral
Dilansir laman Space.com, dalam studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research: Planets pada 12 November memberikan laporan rinci mengenai pengukuran atmosfer Mars dari tahun 2012 hingga 2017.
Data menunjukkan bahwa udara di dalam Kawah Gale mengandung 92 persen karbon dioksida, 2,6 persen nitrogen molekul (N2), 1,9 persen argon, 0,16 persen molekul oksigen, dan 0,06 persen karbon monoksida.
Sayangnya, meski begitu tidak ada kepastian bahwa adanya mikroba yang pernah hidup di Mars. Curiosity tidak dilengkapi dengan instrumen yang bisa menentukan apakah oksigen diproduksi oleh makhluk hidup. Hingga saat ini, para ilmuwan masih meneliti misteri tersebut.