AI secara konsisten mencetak di atas angka 0,85 di mana skor sempurna adalah 1 dan skor 0,5 menunjukkan tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok.
Fornwalt menjelaskan bahwa AUC untuk model penilaian yang saat ini digunakan oleh dokter berkisar 0,65 hingga 0,8.
Secara akurat, AI dapat memperkirakan risiko kematian bahkan pada orang yang dianggap oleh ahli jantung memiliki ECG normal.
Tiga ahli jantung yang secara terpisah meninjau data ECG yang tampak normal tidak dapat mengambil pola risiko yang terdeteksi oleh sistem AI atau sistem kecerdasan buatan tersebut.
Baca Juga: Keren Banget, Boneka Hafiz Terbaru Kini Dilengkapi Kecerdasan Buatan!
"Penemuan menunjukkan bahwa model tersebut dapat melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat manusia atau setidaknya yang kita abaikan dan kita anggap normal. AI berpotensi mengajarkan hal-hal yang mungkin kita salah tafsirkan selama beberapa dekade," kata Fornwalt.
Masih belum jelas pola apa yang diambil AI, yang membuat ilmuwan bingung serta beberapa dokter enggan menggunakan algoritma tersebut.
Penelitian mengenai sistem AI yang dapat meramal kematian ini akan dipresentasikan pada tanggal 16 Novemvember 2019 di acara American Heart Association’s Scientific Sessions, Dallas, Amerika Serikat.