Suara.com - Kode QR menampilkan berbagai informasi melalui kode grafis piksel hitam dan putih. Kode QR sendiri merupakan barcode yang telah ditingkatkan. Dengan kata lain, barcode adalah satu dimensi dan kode QR merupakan dua dimensi.
Itu berarti, informasi dari kode QR disampaikan dengan membaca lokasi horizontal dan vertikal piksel, bukan hanya posisi horizontal. Karenanya, manusia pun dapat men-decode bagian-bagian dari kode QR dan menerjemahkan isinya secara manual meskipun memakan waktu.
Kode QR dinilai kuat dan tahan lama dengan kapasitas dan keakuratan yang lebih besar daripada barcode.
Hal itu mendorong lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk menggunakan kode QR pada dokumen perjalanan, paspor, hingga lisensi.
Baca Juga: Duh! Beredar Akun Palsu Mendikbud Nadiem Makarim
Kode QR juga banyak digunakan dalam iklan untuk menyediakan tautan cepat ke web atau unduhan aplikasi.
Dilansir laman Make Tech Easier, elemen kode QR yang paling menonjol secara visual adalah blok persegi yang digunakan untuk mengarahkan kode ketika dipindai. Ini memungkinkan kode dipindai di setiap orientasi, termasuk dalam posisi terbalik.
Dalam kode QR pasti terdapat susunan empat blok (tiga di masing-masing sudut dan satu di kanan bawah) yang memungkinkan kode untuk diterjemahkan dengan benar.
Kode QR dikelilingi oleh area ruang putih yang disebut "quiet zone" yang membantu pembaca menemukan tepi kode.
Kode QR memiliki berbagai ukuran. Kode QR terbesar berukuran 177 x 177 dan memuat sebanyak 1.264 karakter teks ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Ukuran kode QR yang paling umum digunakan sebesar antara 29 x 29 dan 33 x 33 dengan sekitar 50 karakter ASCII.
Baca Juga: Gara-gara Albert, Warganet Ini Negosiasi Ibunya Gantikan Pakai Pizza Gratis
Kode QR dibaca dari sudut kanan bawah dengan piksel berisi satu byte per 8 piksel. Pola bit yang ditampilkan bergantung pada bagaimana kode QR dikodekan. Pola empat bit di kanan bawah kode QR sendiri menentukan bagaimana bit akan diterjemahkan.