Suara.com - Berbagai ukuran eksoplanet telah ditemukan, mulai dari sebesar Bulan hingga Jupiter, atau dengan galaksi planet tersebut yang berjarak sekitar 3,8 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Para astronom menggunakan microlensing, sebuah fenomena astronomi yang disebabkan oleh efek lensa gravitasi. Dengan mengukur fenomena tersebut, para astronom dapat menemukan dan mengidentifikasi eksoplanet.
Lensa gravitasi terbentuk ketika cahaya yang berasal dari sumber yang sangat jauh dan terang dibelokkan di sekitar objek yang sangat besar.
Microlensing bisa digunalan untuk mendeteksi objek jarak jauh, dari massa sebuah planet ke massa sebuah bintang, terlepas dari cahaya yang objek itu pancarkan.
Baca Juga: Tiga Smartphone Layar Amoled Terbaik November 2019
Dilansir laman Phys.org, microlensing memanfaatkan kecerahan objek langit yang jauh. Ini adalah satu-satunya metode yang mampu mengidentifikasi objek pada jarak yang sangat jauh, seperti bintang dan kuasar atau yang disebut sebagai inti galaksi aktif yang jauh dan sangat terang.
Salah satu alat microlensing adalah Korea Microlensing Telescope Network (KMTNet) yang diresmikan lebih dari 4 tahun yang lalu dengan tiga teleskop sebesar 1,6 meter, masing-masing terletak di Chili, Afrika Selatan, dan Australia.
KMTNet bertujuan untuk menemukan eksoplanet melalui microlensing brightening events dengan pantauan konstan pada daerah-daerah tertentu di langit.
In Gu Shin dan Jennifer Yee, astronom CFA, adalah tim microlensing KMTNet yang menggunakan teknik microlensing untuk menemukan eksoplanet seukuran Jupiter yang terletak sekitar 4 ribu tahun cahaya.
Sejauh ini, sebanyak 33 eksoplanet yang ditemukan oleh KMTNet. Hal tersebut menunjukkan bahwa statistik pada populasi eksoplanet meningkat dengan cepat. Dengan ditemukannya eksoplanet, para astronom berharap mendapat pemahaman bagaimana gas raksasa terbentuk dan berevolusi.
Baca Juga: Spesies Anggrek Baru Mirip Naga Ditemukan di Papua dan Sulsel