Spesies Anggrek Baru Mirip Naga Ditemukan di Papua dan Sulsel

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 06 November 2019 | 05:15 WIB
Spesies Anggrek Baru Mirip Naga Ditemukan di Papua dan Sulsel
Dendrobium nagataksaka dari Papua Barat dinyatakan sebagai spesies baru anggrek Indonesia. (Antara/LIPI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Destario Metusala menemukan dua spesies baru anggrek, Dendrobium nagataksaka di Papua Barat dan Eulophia lagaligo di Sulawesi Selatan.

“Distribusi alami dari spesies baru ini diketahui berasal dari kawasan hutan dataran rendah di Propinsi Papua Barat,” kata Destario di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Deskripsi spesies baru anggrek tersebut telah diterbitkan pada jurnal ilmiah internasional Phytotaxa pada September 2019.

Anggrek Dendrobium nagataksaka merupakan anggrek epifit yang tumbuh menempel di permukaan batang pepohonan.

Baca Juga: Seram! Pria Ini Temukan Spesies Ikan Laut Dalam Mirip Alien

Genus Dendrobium, ujar dia, dikenal sebagai salah satu kelompok anggrek yang memiliki bentuk bunga yang unik dan menjadi salah satu komoditas bunga hias yang digemari.

“Spesies baru ini memiliki keunikan bentuk kuntum bunganya yang memiliki petal tegak seperti tanduk dan bibir bunga yang menjulur panjang menyerupai bentuk kepala seekor naga,” kata dia.

Ciri tersebut yang menjadikan spesies baru itu mengambil epitet nagataksaka yang berasal dari nama Taksaka, makhluk mitologi berwujud naga dalam epos Mahabharata.

Spesies anggrek Eulophia lagaligo, menurut dia, sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya oleh taksonom C.L. Blume pada 1859 berdasarkan spesimen dari Pulau Timor dengan nama Eulophia bicolor.

Eulophia lagaligo dinyatakan sebagai spesies baru anggrek Indonesia dari Sulawesi Selatan. (Antara/LIPI)
Eulophia lagaligo dinyatakan sebagai spesies baru anggrek Indonesia dari Sulawesi Selatan. (Antara/LIPI)

Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa nama spesies tersebut menjadi tidak diterima karenatelah digunakan sebelumnya oleh taksonom N.A. Danzell pada 1851 untuk spesies yang berbeda.

Baca Juga: Peneliti LIPI Temukan 16 Spesies Baru Keong Darat di Jawa

“Dalam kajian taksonomi, sebuah nama spesies hanya boleh dipergunakan satu kali untuk sebuah taksa. Selain itu, selama ini anggrek Eulophia bicolor oleh Blume dianggap spesies yang sama dengan Eulophia nuda karena kemiripannya,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI