Suara.com - Pada 11 November 2019, Merkurius akan melintasi Matahari dan peristiwa ini bisa dilihat dari pandangan Bumi. Peristiwa yang disebut sebagai Mercury Transit itu dinilai sangat langka dan tidak akan terlihat lagi dari Bumi sampai 2032.
Dilansir dari Space.com, planet terkecil di tata surya ini akan melintas di depan cakram Matahari. Peristiwa ini terakhir kali terjadi pada 2016.
Sayangnya, fenomena ini tidak bisa diamati di Indonesia karena Merkurius akan memulai perjalanannya melintasi Matahari pada 11 November sekitar pukul 19.35 WIB.
Dalam peta yang dibagikan Earth Sky, selain Indonesia, wilayah yang tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat peristiwa ini adalah sebagian negara Asia dan Australia. Merkurius membutuhkan waktu sekitar 5 setengah jam untuk melintasi Matahari dan sepenuhnya terlihat dari wilayah Amerika Utara bagian timur, Amerika Selatan, ujung selatan Greenland, dan Afrika bagian barat daya.
Baca Juga: Lewis Hamilton Juara Dunia F1 Keenam Kali, Ini 9 Kisahnya Termasuk Pacar
Namun, pengamat di wilayah yang tidak mendapatkan jalur transit dapat melihat peristiwa ini melalui layanan streaming, seperti The Virtual Telescope Project. Layanan streaming Slooh juga akan menggunakan teleskop di observatorium di Institute of Astrophysics of Canary Islands untuk menyorot peristiwa langka itu.
Merkurius dan Venus adalah planet yang bisa lewat di depan Matahari dan terlihat dari Bumi karena orbitnya berada di antara Matahari dan Bumi. Peristiwa transit ini sendiri sangat langka karena Merkurius akan bergerak melintasi Matahari rata-rata 13 kali setiap 100 tahun.
Pada 11 November mendatang, Merkurius dapat dilihat melalui teleskop dengan filter Matahari sebagai titik hitam kecil yang melintasi permukaan Matahari. Diameter Merkurius hanya 1 per 19 dari Matahari dalam pandangan Bumi, karenanya pengamat disarankan menggunakan teleskop dengan perbesaran 50 hingga 100 kali untuk menyaksikan peristiwa langka ini.