Langka, Bengawan Solo di Kabupaten Gresik Kering

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 02 November 2019 | 14:00 WIB
Langka, Bengawan Solo di Kabupaten Gresik Kering
Aliran Sungai Bengawan Solo mengering. [Suara.com/Tofan Kumara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Air Bengawan Solo menjadi sumber kehidupan bagi empat desa yang berada di kecamatan Dukun, kabupaten Gresik, Jawa Timur yakni desa Jrebeng, desa Baron, desa Sekar Gadung, desa Madu mulyorejo.

Untuk menuju desa-desa yang berada di tepian Bengawan Solo itu, butuh waktu sekitar satu setengah jam perjalanan dari pusat kota Gresik. Sedangkan untuk menuju desa Jrebeng yang sangat terdampak dari mengeringnya air Bengawan Solo, ditempuh sekitar dua jam perjalanan.

Ada dua faktor yang membuat bengawan kering, yaitu faktor musim kemarau yang panjang dan imbas tidak dibukanya aliran air dari Bendungan Gerak Sembayat (BGS) di desa Sido Mukti sejak dua tahun lalu.

Dari pantauan Suara.com, Sabtu (2/11/2019) terlihat hanya sedikit air yang tersisa, selebihnya hamparan pasir dan endapan lumpur yang mengering sepanjang Bengawan.

Baca Juga: Lihat Muridnya Mengantuk, Guru Ini Lakukan Hal Tak Terduga

Munip (43) salah satu warga desa Jrebeng yang ditemui suara.com menjelaskan bengawan solo kering ini disebabkan musim kemarau panjang, juga akibat ditutupnya aliran air laut oleh bendungan yang baru di desa Sido Mukti itu sehingga air tidak bisa mengalir ke Bengawan.

"Bisa dikatakan akibat musim kemarau Bengawan jadi kering dan faktor ditutupnya aliran air laut oleh bendungan baru di desa Sido Mukti itu sejak dua tahun lalu," kata Munip ketika ditemui di rumahnya.

Aliran Sungai Bengawan Solo mengering. [Suara.com/Tofan Kumara]
Aliran Sungai Bengawan Solo mengering. [Suara.com/Tofan Kumara]

Tidak hanya itu, lanjut Munip, kondisi air Bengawan habis hingga terlihat endapan pasir dan lumpur yang mengering sudah sejak tiga bulan lalu. Selain itu, Bengawan kering menjadi sejarah sebab belum pernah terjadi sebelumnya hal seperti ini.

"Ini sejarah, sudah tiga bulan ini Bengawan kering. Puluhan tahun bahkan mungkin ratusan tahun Bengawan solo tidak pernah habis airnya seperti sekarang. Dampak ini membuat warga Jrebeng sangat kesulitan mendapatkan air bersih untuk sehari-hari," ujar Munip kepada Suara.com.

Seperti diberitakan, musim kemarau yang panjang membuat seluruh warga desa Jrebeng melakukan sholat minta hujan di tengah-tengah Bengawan Solo beberapa hari lalu.

Baca Juga: Foto Jadul Tito Karnavian Beredar, Warganet : Gantengnya Diformalin

Kontributor : Tofan Kumara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI