Suara.com - Kemampuan teknologi AI atau kecerdasan buatan semakin hari semakin berkembang pesat. Sebuah perusahaan teknologi rekrutmen, HireVue, bahkan mengembangkan sistem AI yang mampu memindai wajah pelamar pekerjaan.
Sistem AI tersebut menggunakan komputer atau kamera smartphone untuk menganalisis gerakan wajah, pilihan kata, dan suara pelamar kerja untuk dibandingkan dengan pelamar lainnya berdasarkan skala "kemampuan kerja".
Teknologi ini rupanya telah banyak digunakan di perusahaan sehingga beberapa sekolah melatih siswanya cara melihat dan berbicara untuk mendapatkan hasil terbaik.
Lebih dari 100 pengusaha sekarang menggunakan sistem AI tersebut, termasuk perusahaan besar seperti Hilton, Unilever, dan Goldman Sachs.
Baca Juga: Rusia Akan Mulai Uji Coba Tutup Akses Internet Global
Dilansir laman Make Tech Easier, meski begitu sistem tersebut mendapat beberapa kritik dari para kritikus. Mereka mempertanyakan bagaimana sebuah teknologi dapat menentukan seperti apa seorang karyawan yang sempurna.
"Ini adalah perkembangan teknologi yang sangat menganggu. Kenyataan bahwa manusia memiliki teknologi eksklusif yang mengklaim dapat membedakan antara pekerja produktif dan non-produktif berdasarkan gerakan wajah, nada suara, dan tingkah laku mereka," ucap Meredith Whittaker, Pendiri AI Now Institute.
Tapi, Loren Larsen selaku Chief Technology Officer HireVue membantah hal itu dan mengatakan ada aspek psikologi yang tidak dapat dilihat dengan mata manusia saat menilai pelamar pekerjaan.
"Pelamar ditolak sepanjang waktu karena dinilai berdasarkan penampilan, sepatu yang mereka pakai, dan baju. Algoritma menghilangkan sebagian besar dari aspek itu dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya," jelas Larsen.
Nathan Mondragon selaku Kepala Psikolog Industri-Organisasi HireVue mengatakan penilaian akan memakan waktu selama 30 menit dengan enam pertanyaan yang akan diajukan.
Baca Juga: 5 Aplikasi Keyboard Terbaik di Android
Sistem akan menghimpun hingga 500.000 poin data untuk menghitung skor. Poin tersebut mencakup kegembiraan, kemarahan, pilihan kata, dan nada biacara pelamar.