Twitter Larang Iklan Politik, Bos Facebook Bela Diri

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 31 Oktober 2019 | 20:16 WIB
Twitter Larang Iklan Politik, Bos Facebook Bela Diri
CEO Facebook, Mark Zuckerberg. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Twitter pada Rabu (30/10/2019) mengumumkan akan stop menayangkan iklan politik. Keputusan itu mengejutkan dan serta-merta mengalihkan sorotan publik ke Facebook.

Facebook menjadi sorotan karena dituding sebagai media sosial yang kerap dimanfaatkan politikus untuk berkampanye, terutama menyebarkan pesan-pesan hoaks serta menyesatkan untuk memecah-belah publik.

Tetapi bos Facebook, Mark Zuckerberg, mengatakan perusahaannya tidak akan mengikuti jejak Twitter.

"Beberapa orang menuding kami membiarkan (kebebasan) berpendapat karena kami hanya memikirkan uang dan itu jelas salah," kata Zuckerberg di sela-sela acara pengumuman laporan keuangan Facebook, Rabu.

Baca Juga: Twitter Stop Tayangkan Iklan Politik

"Saya memastikan bahwa dari perspektif bisnis, kontroversi ini jauh lebih besar ketimbang pendapatan kami peroleh dari iklan politik," imbuh dia.

Ia memperkirakan pendapatan dari iklan politik pada 2020 mendatang hanya 0,5 persen dari total pemasukkan Facebook. Pada 2020 nanti Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden.

Zuckerberg juga menunjuk hidung Google, YouTube, dan media yang disebutnya juga menerima serta menayangkan iklan politik. Google sendiri belum memberikan komentar terkait tudingan ini.

Adapun salah satu alasan Twitter menolak iklan politik karena pesan-pesan di dalamnya berdampak lebih luas dan mendalam terhadap kehidupan publik.

Selain itu Twitter menilai pesan politik harus diterima publik secara sukarela - dengan cara mengikuti satu akun atau me-retweetsatu gagasan - bukan dipaksakan oleh algoritma media sosial lewat iklan berbayar.

Baca Juga: Facebook Larang Iklan Politik Asing di Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI