Suara.com - Gempa Mindanao, Filipina, berkekuatan magnitudo (M) 6,6 yang terasa hingga Sulawesi Utara pada Selasa (29/10), melepaskan energi setara lima hingga delapan kali bom atom Hiroshima pada akhir Perang Dunia II.
Kepala Seksi Program dan Jasa Teknologi Balai Teknologi Infrastruktur dan Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menyebut estimasi patahan gempa dengan mekanisme geser yang terjadi di kedalaman sekitar 15 kilometer (km) tersebut mencapai ~35x10 km persegi.
Widjo, yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (30/10/2019), meminta masyarakat terutama yang berada di wilayah utara Sulawesi tetap mewaspadai gempa-gempa susulannya.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menyebut gempa Mindanao tersebut dipicu sesar aktif yang belum dikenali. Gempa ini sudah didahului oleh gempa pembuka pada Rabu (16/10/2019) bermagnitudo 6,4.
Baca Juga: Gempa Bumi di Mindanao Tak Sebabkan Tsunami di Indonesia
Gempa Mindanao yang menimbulkan kepanikan masyarakat Filipina bahkan Indonesia tersebut berpusat di 26 km timur laut Tulunan, Cotabato pada pukul 09.04 pagi waktu setempat.
Gempa tersebut juga dapat dirasakan di sejumlah provinsi dan kota di Filipina selatan termasuk Kota Davao yang merupakan asal Presiden Rodrigo Duterte. [Antara]