Orang Narsis Memang Menyebalkan, Tetapi Mereka Lebih Bahagia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 30 Oktober 2019 | 07:45 WIB
Orang Narsis Memang Menyebalkan, Tetapi Mereka Lebih Bahagia
Ilustrasi narsisme (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang-orang narsis mungkin merasa diri sangat penting dan kerap bikin kesal karena tak tahu malu, tetapi sebuah penelitian baru menunjukkan mereka lebih bahagia ketimbang orang lain.

Studi yang digelar para psikolog dari Queen's University Belfast, Inggris menunjukkan bahwa orang-orang narsis cenderung tidak mudah stress atau depresi.

Kostas Papageorgiou, psikolog di balik studi itu, mengatakan ia ingin mengetahui mengapa narsisme semakin marak di tengah masyarakat modern - dalam politik, media sosial, dan budaya selebritas - jika perilaku lebih banyak mudaratnya bagi kehidupan sosial.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa orang-orang narsis bisa terus bertahan di tengah masyarakat karena mereka sendiri diuntungkan oleh perilakunya. Studi itu sendiri melibatkan 700 orang dewasa.

Baca Juga: 7 Hal Yang Ditakuti Seseorang yang Punya Sifat Narsis dan Kepedean

Orang-orang narsis, jelas Papageorgiou, bisa merusak emosi orang di sekitarnya. Tetapi mereka sendiri justru kebal dari pengaruh negatif di sekelilingnya.

"Rasa percaya diri serta perasaan bahwa diri mereka sangat penting, telah melindungi diri mereka dari pengaruh negatif dari luar," jelas Papageorgiou seperti dilansir BBC.

Orang narsis didefenisikan sebagai orang yang suka "terlibat dalam perilaku berbahaya, merasa diri lebih superior ketimbang orang lain, memiliki rasa percaya diri berlebihan, kurang memiliki empati terhadap orang lain, dan sukar merasa malu/bersalah."

"Meski tidak semua dimensi dari narsisme bagus, tetapi ada beberapa aspek yang bisa mengarah pada hasil positif," jelas Papageorgiou.

Karena itu, imbuh dia, respons negatif terhadap narsisme bisa menafikan manfaat yang mungkin diraih oleh orang-orang narsis itu sendiri.

Baca Juga: Nggak Nyangka, 8 Seleb K-Pop Ini Terkenal Narsis

Perilaku narsis dari kacamata psikologi, lanjut Papageorgiou, "tak boleh dilihat hanya dari sudut baik atau buruk, tetapi lebih kepada hasil evolusi dan ekspresi manusia yang bisa saja bermanfaat atau merugikan, tergantung pada konteksnya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI