Suara.com - Siapa sangka sehelai celana dalam bekas bisa mengubah sejarah. Kematian Abu Bakar Al Bagdadi, pemimpin kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), pada akhir pekan lalu adalah buktinya.
Gara-gara abai dan membiarkan celana dalamnya dicuri orang, Al Baghdadi tewas dalam penyerbuan yang dilakukan oleh pasukan komando Amerika Serikat di Suriah pada Sabtu (26/10/2019) kemarin.
Kisah tentang celana dalam Al Baghdadi itu terungkap dari cerita Pasukan Demokratis Suriah (SDF) - kelompok pejuang Kurdi yang menjadi salah satu sekutu utama AS untuk melawan ISIS di Suriah.
SDF mengklaim telah menanam mata-mata di dalam lingkaran orang kepercayaan Al Baghdadi dan berhasil mencuri celana dalam milik gembong ISIS teroris itu.
Baca Juga: Trump Sebut Tewas Seperti Anjing, Jenazah Al Baghdadi Dibuang ke Laut
Celana dalam itu lalu diserahkan kepada badan intelijen AS, CIA, untuk diteliti dan memastikan bahwa orang yang sedang dimata-matai itu benar-benar Al Baghdadi, salah satu buronan kelas wahid yang kepalanya dihargai 25 juta dolar AS.
"Sejak 15 Mei kami bekerja sama dengan CIA untuk melacak Al Baghdadi dan memantau dia dari dekat," terang Polat Can, salah satu elit SDF, seperti dilansir The Guardian.
"Salah satu sumber kami berhasil mengakses rumah tempat Al Baghdadi bersembunyi... Sumber tersebut kemudian mengambil celana dalam Al Baghdadi untuk dianalisis DNA-nya dan memastikan bahwa orang (yang dipantau) itu adalah Al Baghdadi sendiri," beber Can dalam akun Twitter-nya.
Celana dalam memang salah satu objek atau sarana untuk memeriksa DNA. Beberapa perusahaan swasta penyedia jasa tes DNA misalnya menyarankan pelanggan untuk membawa celana dalam sebagai sumber sampel dalam tes DNA. Dari celana dalam bisa diperoleh bekas cairan semen, yang bakal menjadi sumber identifikasi DNA.
Tes DNA dalam perburuan Al Baghdadi sendiri memang penting, karena pemimpin ISIS itu telah berkali-kali dilaporkan tewas dalam pertempuran. Tetapi selama ini kematiannya belum pernah bisa dibuktikan secara pasti.
Baca Juga: Presiden Trump akan Siarkan Rekaman Detik-detik Kematian Al Baghdadi
Al Baghdadi sendiri tewas setelah meledakan diri bersama dua istri serta tiga orang anaknya. Ia memutuskan untuk bunuh diri setelah terpojok dalam penyergapan tersebut.