Jadi Menristek & Kepala BRIN, Ini Program 100 Hari Bambang Brodjonegoro

Kamis, 24 Oktober 2019 | 14:23 WIB
Jadi Menristek & Kepala BRIN, Ini Program 100 Hari Bambang Brodjonegoro
Menristek Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. [Dok. Kemenristek]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro resmi dilantik menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak 23 Oktober 2019. Posisi ini mengantikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir.

Arahan pertamanya, Bambang mengungkapkan bahwa Kemenristek akan melaksanakan dua agenda penting, yaitu mensinergikan beberapa program Pendidikan Tinggi (DIKTI) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta mendirikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sesuai amanat Undang-undang Sisnas Iptek.

"Mengapa Pemerintah menginginkan adanya BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) adalah karena Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya menyatakan bahwa beliau tidak ingin kegiatan penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan (Litbangjirap) di setiap lembaga, tidak hanya LPNK dalam koordinasi Kemenristek, tetapi juga aktivitas litbangjirap dalam koordinasi Kementerian/Lembaga lainnya, mempunyai kecenderungan melakukan kegiatan sendiri-sendiri,” kata Menristek saat Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Gedung Kemenristek, melalui keterangan resminya.

Menristek sekaligus Kepala BRIN ini juga mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri-sendiri akan menjadi tidak efektif.

Baca Juga: Instagram Ngadat, Warganet Kumandangkan Tagar #InstagramDown Lagi

Serah terima jabatan Menristek dari Mohamad Nasir ke Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (23/10/2019). [Dok. Kemenristek]
Serah terima jabatan Menristek dari Mohamad Nasir ke Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (23/10/2019). [Dok. Kemenristek]

"Karena ada keterbatasan anggaran, akhirnya kualitas penelitiannya menjadi terbatas, bukan karena kualitas penelitinya atau researcher (peneliti) nya tapi lebih karena dana yang memang terbatas harus dibagi dalam jumlah besar," lanjut Bambang.

Oleh karena itu, program 100 hari Menristek akan fokus pada program, struktur dan imlementasi BRIN, serta mensinergikan program-program pendidikan tinggi dengan Kemendikbud.

"Nanti saya harus bertemu Pak Nadiem Makariem (Mendikbud), bicara bagaimana transisi yang terbaik, karena saya juga tidak mau waktu terbuang percuma dengan kesibukan urusan administratif birokrasi. Saya ingin semua orang bekerja keras (double gardan) untuk menyelesaikan homeworks bersama-sama," tandasnya.

REKOMENDASI

TERKINI