Gojek Akhiri Era Bakar Uang, Siap Masuk Bursa

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 21 Oktober 2019 | 21:35 WIB
Gojek Akhiri Era Bakar Uang, Siap Masuk Bursa
Sejumlah Mitra Pengemudi mendapatkan jaket berlogo baru Gojek saat Festival Apresiasi Mitra di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/8/2019). Festival Apresiasi Mitra itu untuk memberikan apresiasi kepada mitra Gojek sekaligus mengenalkan logo dan membagikan jaket baru[ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gojek memastikan mulai mengakhiri era bakar uang karena ujung sebuah bisnis adalah pencapaian profit serta mampu menjalankan usaha secara sehat dan berkelanjutan.

"Setiap perusahaan, termasuk para founder Gojek, juga berkeinginan 3 sampai 4 tahun mendatang bisa IPO (initial public offering)," kata Vice President Corporate Affair Gojek Michael Say di Semarang, Senin (21/10/2019).

Ia memberi gambaran betapa besarnya uang yang dibakar jika setiap trip Gojek memberikan subsidi (bonus) sebesar Rp 50 saja, sementara setiap bulan ada 100 juta transaksi.

Didampingi Head Regional Corporate Affair Gojek Wilayah Jateng Arum K. Prasojo, Michael menyatakan tekad Gojek untuk menghasilkan laporan keuangan yang hijau sebagai syarat untuk IPO.

Baca Juga: Nadiem Makarim Mundur untuk Masuk Kabinet, Gojek Bangga

"Agar bisa IPO, mau tidak mau laporan keuangan kan harus hijau sehingga tidak mungkin terus bakar uang," katanya.

Arum menambahkan dalam menjalankan bisnis agar berkelanjutkan, Gojek harus memperhatikan pilar (mitra) yang lain karena di dalam eksosistem ada kepentingan pengemudi/pengendara, merchants, pengguna, serta pemerintah.

Pihaknya berkeinginan semua mitra tumbuh berkelanjutan dalam platform super app Gojek untuk pelayanan orang (people), barang (things), dan uang (money).

Saat ini aplikasi Gojek sudah diunduh 125 juta kali, memiliki lebih dari 300.000 merchants, dan beroperasi di 207 kota dan kabupaten di Indonesia.

Gojek, yang saat ini merupakan perusahaan aplikasi terbesar nomor dua di Asia, juga berekspansi ke Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Baca Juga: Mundur dari Gojek demi Kabinet Jokowi, Nadiem Makarim Disorot Media Asing

Michael juga menyebutkan layanan Gofood tumbuh pesat karena budaya orang Indonesia memang suka makan.

"Transaksi ayam geprek saja sepanjang 2018 ada 2,1 juta, belum martabak dan makanan populer lainnya," pungkas dia. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI