Suara.com - Van Allen Probe atau yang sebelumnya dikenal sebagai Radiation Belt Storm Probe adalah dua robot pesawat ruang angkasa milik NASA untuk mempelajari sabuk radiasi Van Allen yang mengelilingi Bumi. NASA menjalankan misi Van Allen Probe sebagai bagian dari program Living With a Star.
Dengan bantuan Van Allen Probe, para ilmuwan bisa memahami lingkungan sabuk radiasi yang berguna untuk desain sistem pesawat ruang angkasa, perencanaan misi serta keselamatan astronot. Probe itu diluncurkan 30 Agustus 2012 dan NASA harus mengakhiri misinya setelah tujuh tahun. Dan para ilmuwan telah mengirimkan perintah terakhir ke probe Van Allen ini sehari lalu (18/10/2019).
Selain mempelajari sabuk radiasi, Van Allen Probe juga berfungsi mempelajari cuaca ruang angkasa, dengan fenomena perubahan secara drastis akibat pengaruh Matahari pada lingkungan Bumi.
Cuaca antariksa bisa mengganggu jaringan listrik di darat, navigasi dan satelit komunikasi di orbit, dan kesehatan astronot. Sama seperti cuaca di Bumi, kondisi langit di ruang angkasa juga seharusnya bisa diprediksi, namun para ilmuwan hanya memiliki sedikit data.
Baca Juga: Wah, Jusuf Kalla Dapat Kado Perpisahan Vespa Lawas dari Paspampres
"Van Allen Probe adalah misi pertama yang dirancang untuk berada di sabuk radiasi berbahaya untuk jangka waktu yang lama. Data yang kami kumpulkan selama ini akan menjadi harta karun dalam fisika sabuk radiasi bagi generasi ilmuwan di masa mendatang," ucap Sasha Ukhorskiy, ilmuwan untuk misi Van Allen Probe di John Hopkins University Applied Physics Laboratory.
Dilansir dari Space.com, Van Allen Probe mulanya hanya dirancang untuk bertahan selama 2,5 tahun namun bertahan dua kali lebih lama dari perkiraan. Untuk saat ini, NASA belum memiliki rencana untuk membuat pengganti misi Van Allen Probe.