Suara.com - NASA memperkenalkan prototipe baju astronot terbaru yang akan dikenakan oleh perempuan pertama di Bulan. Dalam sebuah acara di kantor pusat NASA, Jim Bridenstine selaku Administator NASA dan insinyur pakaian luar angkasa berbagi pandangannya tentang dua pakaian antariksa generasi berikutnya yang dirancang untuk program Artemis.
Program Artemis sendiri merupakan nama misi yang diberikan NASA untuk pendaratan perempuan pertama di Bulan pada 2024 mendatang.
"Setelah mengirim manusia ke Bulan, kami akan pergi ke Mars. Untuk pergi ke Mars, kita perlu menggunakan Bulan sebagai tempat pembuktian. Oleh karena itu, kami rasa perlu memperbarui pakaian antariksa," ucap Bridenstine, sebagaimana dilansir laman Space.com.
Dua prototipe pakaian antariksa yang dipamerkan NASA dirancang untuk dua bagian terpisah dari misi awak ke Bulan. Pakaian yang disebut Exploration Extravehicular Mobility Unit (xEMU) merupakan jas berwarna merah, putih, dan biru yang dirancang untuk dikenakan para astronot yang menjelajahi permukaan Bulan, khususnya di kutub selatan.
Baca Juga: Survei : 89 Persen Pengusaha Offline Rasakan Manfaat Facebook
Pakaian xEMU akan menjadi pakaian antariksa pertama yang dikenakan di permukaan Bulan sejak program Apollo pada 1972 silam. Pakaian tersebut mencakup sejumlah peningkatan dan NASA mengklaim pakaian tersebut akan semakin memudahkan mereka bergerak lebih mudah.
Selain itu, dengan teknologi carbon dioxide scrubbing yang telah ditingkatkan, para astronot akan dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk menjalankan misinya, yaitu sekitar selama 8 jam. Pakaian tersebut juga memiliki jahitan yang lebih baik dengan desain yang dirancang untuk mencegah debu Bulan, masalah utama yang ditemukan pada pakaian era misi Apollo.
Pakaian kedua adalah Orion Crew Survival System yang merupakan pakaian berwarna oranye terang yang akan dikenakan oleh para astronot ketika mereka meluncur ke ruang angkasa di dalam kapsul Orion dan kembali ke Bumi.
NASA berencana mengirim satu setel pakaian xEMU ke Stasiun Luar Angkasa dalam dua tahun untuk menguji pakaian tersebut di luar angkasa sebelum disempurnakan.
Baca Juga: Laptop Tipis Digemari di Indonesia, Acer: Pemainnya Masih Sedikit