Suara.com - Persaingan ponsel di Indonesia semakin sengit. Vendor-vendor gencar meluncurkan produk baru untuk mengejar ketertinggalan mereka dengan teknologi saat ini.
Namun, salah satu masalah mendasar yang menghantui oleh pembuat ponsel saat ini adalah ketersediaan stok. Dengan tingginya permintaan ponsel dari pelanggan, kemungkinan vendor bakal menghadapi beragam tantangan.
Salah satu fenomena pasar yang pernah terjadi adalah situasi "ghoib". "Ghoib" memiliki arti kekurangan pasokan suatu produk. Sejumlah merek ponsel mengalami situasi ini di pasar nyata. Contohnya saja, Redmi Note 5 dan Note 7 milik Xiaomi sempat menjadi barang langka alias ghoib di pasar ponsel Indonesia.
Logisnya, hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa alasan, misalnya karena permintaan akan suatu produk yang sangat tinggi sehingga kapasitas pabrik tidak mampu mengimbangi.
Baca Juga: NASA Ciptakan Peta 3D Bulan
Dampaknya, fenomena ini juga kerap dimanfaatkan oleh tengkulak, karena mereka membeli sangat banyak unit yang menyebabkan kekurangan stok di pasar. Di momen inilah mereka dapat menjual unit yang telah mereka kumpulkan dengan harga yang melambung lebih tinggi daripada harga resmi saat pertama kali diluncurkan.
Tantangan seperti ini juga bakal dialami oleh Realme yang akan merilis ponsel anyar mereka, Realme XT, pada pekan depan.
Vendor yang baru-baru ini merayakan tahun pertama operasinya di Indonesia ini dikenal dengan strategi jualannya yang kerap menggelar flash sale di beberapa situs ecommerce.
Selama satu tahun, Realme nyaris tidak pernah mengalami atau diberi label sebagai merek "ghoib" dari konsumen, meskipun saat ini mereka sudah menjual 10 model ponselnya di Tanah Air.
Sumber internal Realme mengatakan kepada Suara.com, Rabu (16/10/2019), rahasia untuk menjaga ketersediaan suatu produk sesungguhnya terletak di kepemilikan peraturan yang ketat untuk para mitra dealer.
Baca Juga: Harga Redmi Note 8 Bocor
"Mereka (distributor) tidak bisa menjual dengan harga lebih tinggi dari SRP. Jika ada pelanggaran, Realme memiliki hak untuk berhenti menyediakan stok kepada mereka," ujarnya.