BAKTI Ajak Operator Seluler Hidupkan Ekosistem Palapa Ring

Rabu, 16 Oktober 2019 | 08:55 WIB
BAKTI Ajak Operator Seluler Hidupkan Ekosistem Palapa Ring
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Achmad Latif. [Antara/Hendrina Dian Kandipi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah telah menuntaskan pembangunan Palapa Ring atau yang lebih dikenal dengan tol langit, yang terbentang mulai dari Sabang di kawasan Barat sampai ke Timur Indonesia.

Menurut Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikas dan Informasi (BAKTI) Anang Achmad Latif, hal tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada para operator seluler dalam menciptakan akses komunikasi.

“Dengan rampungnya tol langit, berarti kami telah mendukung peran operator dalam menciptakan akses komunikasi. Kami memang telah berdiskusi dengan operator. Selama ini memang ada masalahnya, bukan hanya karena jumlah penduduk yang sedikit, tapi ada masalah biaya yang luar biasa karena pembangunan infrastruktur harus dilakukan melewati lautan. Itu biayanya mencapai tiga sampai empat kali lipat jika lewat darat,” kata Anang di Gedung Kominfo, Jakarta, pada Selasa (15/10/2019).

Oleh karena itu, Anang menjelaskan, pemerintah melalui Bakti menyiapkan infrastrukturnya melalui Palapa Ring. Tinggal selanjutnya, sambung dia, provider berperan menuntaskan masalah ketersediaan sinyal ke masyarakat.

Baca Juga: Palapa Ring Dorong Masyarakat Papua Jadi Pengusaha Digital

“Palapa Ring tidak sampai menyelesaikan masalah ketersediaan sinyal ke masyarakat. Tapi jalan tolnya sudah kami siapkan. Karenanya kami mengajak provider, yuk bersama-sama menyelesaikan masalah konektivitas. Memang tidak bisa masing-masing jalan sendiri,” imbuhnya.

Anang juga mengungkapkan, dengan tuntasnya jaringan Palapa Ring, operator diharapkan bisa segera manfaatkan dan menjual layanannya dengan harga yang terjangkau dan menghadirkan internet dengan kecepatan yang sama cepat dengan di Jawa.

“Sehingga masyarakat di wilayah 3T (terpencil, terdepan, terluar) dan perbatasan bisa nikmati kecepatan layanan internet seperti yang di Jawa atau Jakarta, hingga sekitar 7 mbps. Karena diketahui, di sana ketika belum ada jaringan Palapa Ring, teks pun nyampenya lama. Dengan ini semua bisa menyiapkan sinyal dengan kecepatan tinggi. Jadi nanti harga terjangkau dan kecepatan baik,” lanjut Anang.

Badan Aksesibilitas Telekomunikas dan Informasi (BAKTI) dalam diskusi "Menghitung Dampak Palapa Ring" di Jakarta, Selasa (15/10/2019). [Suara.com/Tivan Rahmat]
Badan Aksesibilitas Telekomunikas dan Informasi (BAKTI) dalam diskusi "Menghitung Dampak Palapa Ring" di Jakarta, Selasa (15/10/2019). [Suara.com/Tivan Rahmat]

Pada kesempatan itu, Anang juga menjelaskan bahwa di Palapa Ring barat dan tengah kini ada 10 opeator. Sedangkan di Palapa Ring timur, sambung dia, operator diberi kesempatan 3 bulan untuk uji coba secara gratis menggunakan jaringan Palapa Ring.

“PR-nya memang untuk kawasan yang masuk kategori tidak layak bisnis, yakni yang melibatkan 10 persen dari penduduk Indonesia. Persoalannya, yang 10 persen itu susah, karena terpencil. Karena itulah, pemerintah akan turun tangan bila operator tidak bisa menyelesaikan,” ujar Dirut BAKTI.

Caranya, kata Anang, salah satunya dengan membangun infrastruktur telekomunikasi, berupa 4.000 BTS dan satelit multifungsi.

Baca Juga: Himbauan BMKG dan 4 Berita Hits Tekno Sepanjang 15 Oktober 2019

“Soal 4.000 BTS inilah yang berdampak langsung pada masyarakat, di mana kelak sinyal 4G tidak KW lagi. Selama ini, BTS itu memang ada, tapi persoalannya di transmisi. Karena kan jarak ke satelit itu 36 ribu kilometer dari permukaan bumi. Jadi perjalanan sinyal bolak-balik 72 ribu Km. Nah dengan adanya Palapa Ring, perjalanan sinyal menjadi singkat,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI