Astronom Temukan 20 Bulan Baru Saturnus

Selasa, 08 Oktober 2019 | 17:20 WIB
Astronom Temukan 20 Bulan Baru Saturnus
Ilustrasi Saturnus. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekelompok astronom yang dipimpin oleh Scott S. Sheppard dari Carnegie Institution for Science berhasil menemukan 20 bulan baru yang mengorbit Saturnus. Hal ini menjadikan Saturnus sebagai planet dengan jumlah satelit alami atau bulan terbanyak di tata surya.

Sebelumnya, Jupiter memegang rekor tersebut dengan jumlah bulan sebanyak 79 bulan. Namun, dengan adanya penemuan ini membuat Saturnus memiliki bulan sebanyak 82 bulan.

"Mempelajari orbit bulan-bulan ini dapat mengungkapkan asal-usulnya serta informasi tentang kondisi di sekitar Saturnus pada saat pembentukannya. Dengan menggunakan beberapa teleskop terbesar di dunia, kami berhasil menemukan bulan-bulan kecil yang mengorbit Saturnus," ucap Scott S. Sheppard.

"Mereka (bulan-bulan tersebut) memainkan peran penting dalam membantu kami menentukan bagaimana planet-planet di tata surya kita terbentuk dan berevolusi."

Baca Juga: Penampakan Ukuran Indomie Nigeria Ini Bikin Kaget Warganet

Para astronom melakukan pengamatan dengan teleskop Subaru yang berada di puncak Mauna Kea, Hawaii. Pengamatan tersebut memperlihatkan adanya pergerakan benda-benda kecil yang tidak cocok dengan data jumlah bulan sebelumnya.

Sebagaimana dilansir laman Carnegie Science, masing-masing bulan yang baru ditemukan tersebut memiliki diameter sekitar 5 kilometer dan sebanyak 17 bulan mengorbit dengan gerak retrogard atau berlawanan arah dengan rotasi Saturnus.

Seorang astronom perempuan sedang mengamati bintang dengan teleskop. [Shutterstock]
Seorang astronom perempuan sedang mengamati bintang dengan teleskop. [Shutterstock]

Bulan-bulan tersebut terbagi dalam tiga kelompok yang berbeda berdasarkan kemiringan sudut saat mengorbit Saturnus. Dua bulan dengan kemiringan sudut sekitar 46 derajat dimasukkan dalam Kelompok Inuit, dua lainnya bersama dengan bulan retrogard masuk ke dalam Kelompok Norse, dan dua sisanya merupakan Kelompok Gallic.

Para astronom mengatakan bahwa masing-masing kelompok bulan ini kemungkinan berasal dari bulan-bulan yang lebih besar dan pecah menjadi objek yang lebih kecil.

Baca Juga: Fenomena Ini Bikin NASA Pertanyakan Kebenaran Teori Einstein

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI