"Tapi kemarau 2019 lebih kering jika dibandingkan dengan kemarau 2018," kata Adi.
Adi menambahkan, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini adanya kemarau ekstrem berdasarkan jumlah hari tanpa hujan di sejumlah wilayah, termasuk wilayah-wilayah yang disebutkan tadi.
"Kami menyebutnya peringatan dini kekeringan meteorologis," katanya.
Ia mengatakan kekeringan meteorologi ini akan berdampak bagi wilayah yang mengandalkan sumber air dari air hujan, tidak berlaku untuk wilayah yang sumber air dipasok oleh perusahaan air minum.
Baca Juga: BMKG: Kemarau Diperkirakan Berakhir Pertengahan November
Jika terjadi kemarau ekstrem di wilayah yang punya irigasi juga tidak menjadi persoalan, tetapi jika warga yang sehari-hari mengandalkan sumber air dari sumur tanah, ketersediaan airnya tergantung dari air hujan maka akan terdampak.
"Untuk wilayah DKI yang punya air pam belum jadi masalah, tapi yang mengandalkan air sumur pasti bermasalah, karena untuk penambahan air bergantung hujan, seperti di wilayah Rorotan dan Rawa Badak sudah ada warga yang kesulitan air," kata Adi. [Antara]