BMKG: 10 Kecamatan di Jakarta Belum Diguyur Hujan Selama 100 Hari

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 04 Oktober 2019 | 16:56 WIB
BMKG: 10 Kecamatan di Jakarta Belum Diguyur Hujan Selama 100 Hari
Warga beraktivitas di Situ Cibeureum, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/10/2019). Situ Cibeureum berubah kering akibat kemarau panjang tahun ini. [Antara/Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, mencatat terdapat 10 wilayah di DKI Jakarta yang mengalami kemarau ekstrem atau lebih dari 100 hari tanpa hujan (HTH).

Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat, Adi Ripaldi, saat dihubungi Antara, Jumat, mengatakan 10 kecamatan itu tersebar di lima kota administrasi DKI Jakarta.

"Untuk wilayah DKI Jakarta, yang sudah masuk kategori ekstrem atau lebih dari 60 hari tanpa hujan ada di kecamatan seperti Istana, Angke, Kebangan Utara, Cideng, Pulogadung, Kamayoran, Rawa Badak," kata Adi.

Ia mengatakan wilayah-wilayah tersebut mengalami hari tanpa hujan lebih dari 100 hari. Wilayah paling tinggi HTH yakni Rawa Badak di Jakarta utara yakni 136 hari tanpa hujan.

Baca Juga: BMKG: Kemarau Diperkirakan Berakhir Pertengahan November

Lalu di Sunter Kodama yakni 114 HTH, Stamar Tanjung Priok juga 114 HTH. Selanjutnya di Jakarta Timur hanya satu wilayah yakni Pulodagung 114 HTH. Di Jakarta Selatan juga terjadi di satu wilayah yakni Setia Budi Timur 114 HTH.

Berikutnya di Jakarta Barat ada Kembangan Utara sudah 113 HTH. Daerah terbanyak ada di wilayah Jakarta Pusat seperti Angke Hulu 107 HTH, Istana 113 HTH, Karet P 107 HTH dan Slamet Kemayoran 114 HTH.

Dua wilayah yakni Tomang Barat di Jakarta Barat sudah 87 hari tanpa hujan dan Pompa Cideng di Jakarta Pusat.

Adi mengatakan BMKG memiliki 6.000 alat penakar hujan yang tersebar di 60 titik di wilayah DKI Jakarta, berfungsi mengamati hujan untuk mengukur HTH setiap harinya di tiap kecamatan.

Ia menjelaskan, HTH 21-30 hari masuk kriteria HTH panjang, sedangkan HTH lebih dari 60 hari termasuk kategori ekstrem.

Baca Juga: Teror Asap dan Kemarau, PNS Bangka Belitung Bareng TNI Salat Minta Hujan

Kondisi ini lanjut Adi, tidak seekstrem musim kemarau tahun 2015 yang juga memiliki HTH mencapai 100 hari. Pada tahun 2015 musim kemarau di pengaruhi oleh Elnino kuat, sedangkan tahun 2019 ada pengaruh Elnino lemah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI