Kontes Robot Terbang Indonesia Diharapkan Hasilkan Paten Bernilai Komersial

Rabu, 02 Oktober 2019 | 17:59 WIB
Kontes Robot Terbang Indonesia Diharapkan Hasilkan Paten Bernilai Komersial
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berbicara saat membuka Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019 di Rektorat Universitas Negeri Surabaya pada Selasa (1/10/2019). [Dok Kemristekdikti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berharap Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019 dapat mendorong mahasiswa menjadi penemu bidang kedirgantaraan yang dapat menciptakan paten yang bernilai komersial.

Selain terkait aspek ekonomi, para mahasiswa juga diharapkan dapat menciptakan robot terbang, wahana terbang tanpa awak, atau drone yang dapat membantu pertahanan negara dan penanggulangan bencana.

"Saya berharap ini menghasilkan inventor baru, penemu baru dalam masalah robot terbang, karena teknologi di dalam hal ini menjadi sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi masa depan," kata Menteri Nasir saat membuka Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019 di Rektorat Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Selasa (1/10/2019) malam.

Lebih lanjut ia mengatakan robot terbang bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai dari perkebunan, penanganan bencana, hingga ke bidang pertahanan negara.

Baca Juga: Petani Gunakan Teknologi Canggih Drone Untuk Tabur Pupuk

Dalam kesempatan ini turut hadir juga Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Nurhasan sebagai tuan rumah KRTI 2019. Rektor Unesa berharap KRTI ini mendorong perguruan tinggi mengembangkan program studi yang mampu menghasilkan inovasi baru yang mendukung daya saing bangsa.

KRTI 2019 sendiri merupakan agenda tahunan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti.

Pada KRTI jilid ke-7 ini, terdapat empat divisi lomba yang dipertandingkan, yaitu Divisi Racing Plane (RP) yang diikuti oleh 24 perguruan tinggi, Divisi Fixed-Wing (FW) yang diikuti oleh 25 perguruan tinggi, Divisi Vertical Take-off and Landing (VTOL) yang diikuti oleh 24 perguruan tinggi, dan Divisi Technology Development (TD) yang diikuti oleh 22 perguruan tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI