Langit Merah di Muaro Jambi, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Senin, 23 September 2019 | 13:00 WIB
Langit Merah di Muaro Jambi, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Langit di Muaro Jambi dampak asap kebakaran hutan (Suara,com/Endang Dwi Harini)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa hari terakhir, beredar viral di masyarakat bahwa langit di Muaro Jambi berwarna merah, sinar matahari tertutup asap tebal.

BMKG mencatat hal tersebut peristiwa yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Berdasarkan hasil analisis citra satelit Himawari-8 tanggal 21 September di sekitar Muaro Jambi, tampak terdapat banyak titik panas dan sebaran asap yang sangat tebal.

Asap dari kebakaran hutan dan lahan ini berbeda dari daerah lain yang juga mengalami kebakaran. Wilayah lain pada satelit tampak berwarna cokelat, namun di Muaro Jambi menunjukkan warna putih yang mengindikasikan bahwa lapisan asap yang sangat tebal.

Hal ini dimungkinkan karena kebakaran lahan atau hutan yang terjadi di wilayah tersebut, terutama pada lahan-lahan gambut.

Baca Juga: Apple Patenkan Fitur Slofie pada iPhone 11

Tebalnya asap juga didukung oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan berukuran <10 mikron (PM10). Bahkan, tengah malam di Jambi, pengukuran konsentrasi PM10 = 373,9 ug/m3, menunjukkan kondisi tidak sehat.

Di Pekanbaru lebih parah lagi, yaitu konsentrasi debu polutan PM10 kategori berbahaya dengan nilai konsentrasi 406,4 ug/m3

Sedangkan jika ditinjau dari teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar tampak, langit berwarna merah ini disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), dikenal dengan istilah hamburan mie (Mie Scattering).

Fakta langit merah Muaro Jambi. [BMKG]
Fakta langit merah Muaro Jambi. [BMKG]

Mie scattering terjadi jika diameter aerosol dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak (visible) matahari.

Warna merah di langit Muaro Jambi memiliki panjang gelombang sinar merah sendiri berada pada ukuran 0,7 mikrometer. Dari data BMKG, diketahui bahwa konsentrasi debu partikulat polutan berukuran <10 mikrometer sangat tinggi di sekitar Jambi, Palembang, dan Pekanbaru.

Baca Juga: Langit Jambi Berubah Kuning Kemerahan Akibat Asap Pekat Kebakaran Hutan

Fakta langit merah Muaro Jambi. [BMKG]
Fakta langit merah Muaro Jambi. [BMKG]

Tetapi langit yang berubah merah terjadi di Muaro Jambi. Ini berarti debu polutan di daerah tersebut dominan berukuran sekitar 0,7 mikrometer atau lebih dengan konsentrasi sangat tinggi. Selain konsentrasi tinggi, tentunya sebaran partikel polutan ini juga luas untuk dapat membuat langit berwarna merah.

Menariknya, kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi. Pada tahun 2015 lalu, Palangkaraya juga pernah diberitakan beberapa kali mengalami langit berwarna orange akibat kebakaran hutan dan lahan, yang berarti ukuran debu partikel polutan (aerosol) saat itu dominan lebih kecil atau lebih halus (fine particle) daripada fenomena langit memerah di Muaro Jambi kali ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI