Penjelasan Universita Pattimura itu diamini oleh BMKG. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin mengatakan kematian massal ikan tak bisa dijadikan patokan untuk meramal bencana.
"Kami dari BMKG ingin mengklarifikasi kepada masyarakat, terkait isu-isu yang berkembang berhubungan dengan ikan mati dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bumi dan tsunami, tidak ada keterkaitan antara fenomena ikan mati dan kejadian gempa bumi dan tsunami," tegas Andi.
Tsunami, kata Andi bisa dipicu oleh lima faktor: gempa tektonik akibat pergeseran lempengan bumi, gempa akibat aktivitas vulkanik, longsoran bawah laut atau tebing pantai, jatuhnya meteor ke laut, dan pengeboman dengan skala besar.
Akan tetapi hingga saat ini keadaan kegempaan di wilayah Maluku terpantau masih dalam keadaan normal.
Baca Juga: LIPI Segera Ungkap Pemicu Kematian Massal Ikan Laut Dalam di Ambon
"Minimal gempa dengan magnitudo di atas tujuh dengan kedalaman dangkal kurang dari 100 kilometer dapat mengakibatkan tsunami, tapi tidak selamanya gempa yang terjadi di laut dapat menimbulkan tsunami, kadang juga ada gempa di wilayah pesisir, tergantung pergerakan bidang patahannya," jelas Andi.