![Valentino, yang saat ditengok berusia 4,5 tahun. Ia adalah orangutan sumatera (Pongo abelli) di Bukit Lawang, kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Sebagai ilustrasi satwa endemik dan jenis endangered species [Suara.com/ukirsari].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/18/66941-orangutan.jpg)
Menurut Paulina Laurensia, Humas BOSF, asap membawa partikel debu dan karbon sisa pembakaran, bila memasuki saluran pernapasan bisa menyebabkan reaksi alergi,juga memicu infeksi seperti bronchitis dan pneumonia. Apalagi bila sistem kekebalan tubuh sedang menurun.
"Untuk sementara, kegiatan luar ruang bagi para orangutan muda yang menjadi siswa Sekolah Hutan juga kami batasi," jelas Paulina Laurensia.
Sekolah Hutan adalah program BOSF untuk mengajari anak-anak orangutan ataupun orangutan dewasa agar mampu bertahan hidup kembali di hutan. Mereka diajari memilih makanan hingga membuat sarang. Awal dari kondisi adalah satwa-satwa yang masuk kategori endangered species ini dahulu dipelihara manusia sehingga kehilangan instinct atau naluri bertahan hidup di alam bebas. Sementara bagi bayi orangutan, mereka telah kehilangan induk sehingga blum sempat belajar secara alami untuk bertahan di alam bebas.
"Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, orangutan kami berikan susu dan multivitamin. Semuanya tanpa kecuali," kata Humas BOSF.
Setelah sejumlah pelepasliaran setidaknya delapan tahun terakhir, masih ada 130 individu orangutan berbagai usia di Samboja Lestari saat ini.
Hingga saat ini disebutkan bahwa belum ada orangutan di Samboja Lestari yang terjangkit ISPA.