Suara.com - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Presiden Indonesia ke- 3 sekaligus Menteri Riset dan Teknologi periode 1978- 1998, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie.
Seperti diketahui, almarhum Prof. BJ Habibie meninggal Rabu (11/9/2019)di RSPAD Gatot Soebroto dalam usia 83 tahun.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia telah kehilangan salah satu tokoh terbesarnya, seorang Bapak Bangsa, Bapak Teknologi dan seorang Eyang yang dicintai seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan aspirasi kaum millenial Indonesia.
"Selama puluhan tahun Bapak Habibie telah mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia dalam bidang pengembangan Iptek dan Inovasi. Prof. BJ Habibie adalah sosok yang sangat diidolakan semua kalangan baik dari segi intelektual, jiwa kepemimpinan hingga rasa kasih sayang Beliau terhadap keluarga dan sesama manusia. Hampir setiap Ibu menginginkan anaknya menjadi pintar seperti Bapak Habibie," ujar Menristekdikti, Rabu malam (11/9/2019).
Baca Juga: Sosok BJ Habibie yang Percaya Kekuatan Film
Sempat bertemu beberapa kali dengan almarhum, Menteri Nasir melihat BJ Habibie sebagai seorang Presiden, Bapak Teknologi Indonesia yang menjadi Menteri Riset dan Teknologi selama 20 tahun, dan sosok intelektual yang sukses membangun paradigma riset dan teknologi yang bisa membangun peradaban yang lebih maju untuk Indonesia.
Menteri Nasir menilai, kontribusi Bapak BJ Habibie terhadap kemajuan bangsa Indonesia dinilai sangat inovatif, inspiratif dan bermakna bagi kemaslahatan bangsa.
BJ Habibie, kata Nasir, telah menjadikan teknologi bangsa Indonesia disegani di tingkat dunia serta terus menerus menekankan pentingnya penguasaan iptek untuk kemajuan bangsa Indonesia.