Suara.com - Dari sekian banyaknya perusahaan asli Indonesia, hanya sedikit yang mau berkecimpung di sektor big data.
Padahal menurut CEO Big Java Ruli Harjowidianto, potensi bisnis big data sangat besar karena terkoneksi dengan seluruh aspek industri.
"Big data dipakai dimana-mana untuk berbagai keperluan di segala bidang. Mulanya, kita hanya bergerak di bidang teknologi informasi, tapi sekarang terkonsentrasi di big data," kata Ruli selepas menjadi salah satu pembicara di IPA Convex 2019 di JCC Senayan, Kamis (5/9/2019).
Berdiri sejak tahun 2010, Big Java kini mulai melebarkan sayapnya ke mancanegara. Tak tanggung-tanggung, mereka sudah berekspansi hingga ke Negeri Paman Sam.
Baca Juga: Antisipasi Big Data, Acer Perkenalkan Rangkaian Solusi dan Teknologi Altos
"Kita berdiri tahun 2010. Tapi sekarang, kita sudah ada perwakilan di Hong Kong dan New York, Amerika Serikat," imbuhnya.
Khusus untuk perwakilan di New York, Ruli mengatakan bahwa Big Java mempekerjakan tiga orang warga AS yang sudah memiliki gelar Ph.D atau selevel dengan Doktor.
"Di sana (AS), kita punya tiga Doktor yang mengurusi algoritma sistem big data kita, karena algoritmanya selalu berubah-ubah. Jadi, orang Indonesia yang gaji orang Amerika," terang Ruli sembari bercanda.
Ketika ditanya alasan tertartik berkecimpung di dunia big data, Ruli mengaku hal tersebut bermula dari keinginannya untuk memajukan bangsa.
"Awalnya (mendirikan Big Java) cuma satu, bisa membanggakan Indonesia," terangnya.
Baca Juga: Anang Hermansyah Minta Pemerintah Bentuk Sistem Big Data Musik
Meski terdengar sederhana, namun pesan dari ucapan tersebut sarat dengan makna. Di era digitalisasi seperti sekarang ini, kunci kesuksesan sebuah bangsa bisa dilihat dari kemajuan teknologinya.