Menkominfo: Indonesia Butuh Pemerataan Infrastruktur ICT

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 04 September 2019 | 22:04 WIB
Menkominfo: Indonesia Butuh Pemerataan Infrastruktur ICT
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berbicara kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (4/9/2019). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berkomitmen mempercepat pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT) untuk mengejar ketertinggalan peringkat ICT Indonesia di Asia Tenggara.

"Kita kurang banyak membangun (infrastruktur ICT) sebelum-sebelumnya. Nah ini harus dipercepat, lebih banyak lagi sehingga kesenjangan infrastrukturnya dari sisi teknologi dan digitalnya akan menyempit," kata Rudiantara di sela acara IDX-RHB Investor Summit 2019 di Yogyakarta, Rabu (4/9/2019).

Rudiantara mengatakan infrastruktur ICT Indonesia saat ini menempati urutan keempat setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Setelah Indonesia ada Vietnam dan Filipina.

"Kalau di Yogyakarta tidak ada masalah. Karena Yogyakarta dengan Kuala Lumpur mungkin tidak berbeda. Jakarta dengan Singapura juga tidak beda. Tetapi Indonesia kan tidak hanya Yogyakarta dan Jakarta saja, banyak kota-kota lain di pulau-pulau sebelah timur Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Besok, Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan Menlu terkait Papua

Oleh sebab itu, lanjut dia, untuk menutup kesenjangan infrastruktur telekomunikasi sekaligus mendukung perluasan akses digital di Indonesia, pemerintah mengebut proyek pemembangun infrastruktur kabel optik Palapa Ring di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia.

Perluasan akses digital, kata dia, juga diperlukan seiring peningkatan masyarakat kelas menengah di Indonesia yang dalam waktu bersamaan akan berdampak bertambahnya lapangan pekerjaan baru di bidang digital.

"Kelas menengah kita akan bertambah, sekarang mungkin sekitar 50 jutaan tapi dalam 10 tahun ke depan akan bisa mencapai 140 sampai 150 juta dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5-6 persen seperti sekarang," kata dia. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI