Suara.com - Aplikasi Zao yang sedang jadi pembicaraan karena kemampuannya menukar wajah dan karena kebijakannya yang dinilai mengancam privasi, akhirnya mengumumkan akan mengubah syarat serta ketentuan agar pengguna lebih aman.
Pada Selasa (3/9/2019), aplikasi Zao besutan China itu mengatakan pihaknya telah mendengar keluhan pengguna dan sepakat untuk mengubah kebijakan yang dinilai mengancam privasi pengguna.
"Ini adalah produk baru. Kami mengakui memang tidak memperhatikan kerisauan pengguna," bunyi pernyataan Zao yang diunggah di media sosial Weibo.
Sebelumnya yang jadi pusat kritik adalah syarat yang diajukan Zao sebelum pengguna mengistal aplikasi itu. Zao meminta pengguna untuk setuju menyerahkan hak kekayaan intelektual atas wajah mereka dan mengizinkan Zao untuk menggunakan foto mereka demi tujuan komersial.
Baca Juga: Setelah FaceApp, Kini Dunia Dihebohkan oleh Aplikasi Zao
Setelah diperbarui, syarat itu tak lagi muncul.
"Otorisasai dan persetujuan Anda tidak akan mengubah kepemilikan atas hak kekayaan intelektual Anda," demikian bunyi syarat baru yang diunggah Zao dalam aplikasinya.
Zao juga berjanji bahwa data-data biometris wajah pengguna tidak akan disimpan dalam aplikasinya dan akan menghapus informasi pengguna jika aplikasi itu dihapus dari ponsel.
Momo Inc, perusahaan di balik aplikasi itu, juga mengatakan bahwa aturan baru itu berlaku bagi mereka yang sudah mengunduh Zao sebelum syarat baru berlaku.
"Kami melindungi data pribadi dan menghargai keamanan data. Kami juga mengadopsi beberapa langkah keamanan, termasuk menerapka enkripsi dalam menyimpan data," terang Zao.
Baca Juga: Menteri Rudiantara: Hati-hati Gunakan FaceApp
Aplikasi Zao menarik perhatian setelah diunduh jutaan kali hanya dalam beberapa hari setelah diluncurkan pada akhir pekan lalu. [CNN]