Swarm, jelas Daryono, bisa terjadi di zona gunung api akibat adanya aktivitas magmatik. Juga bisa terjadi di kawasan nonvulkanik yang memiliki struktur batuan rapuh sehingga mudah terjadi retakan.
"Terjadinya fenomena gempa swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena jarang terjadi. Gempa swarm diakui meresahkan masyarakat. Tapi jika kita belajar dari berbagai kasus swarm di berbagai wilayah sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm memiliki struktur yang kuat," jelas dia.
Daryono mengatakan fenomena swarm di Indonesia sudah terjadi beberapa kali, seperti aktivitas swarm di Klangon, Madiun (Juni 2015), Jailolo, Halmahera Barat (Desember 2015) dan Mamasa, Sulawesi Barat (November 2018). [Antara]
Baca Juga: Gempa 5.0 SR Guncang Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami