Akun Twitter Bos Twitter Diretas, Ini Penyebabnya

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 02 September 2019 | 21:16 WIB
Akun Twitter Bos Twitter Diretas, Ini Penyebabnya
CEO dan pendiri Twitter, Jack Dorsey berbicara dalam sebuah pertemuan dengan pelajar India di New Delhi, 22 November 2018. [AFP/Prakash Singh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akun Twitter milik Jack Dorsey - yang tak lain adalah pendiri dan bos Twitter sendiri - diretas pada akhir pekan lalu. Sialnya, peretas sempat mengunggah 17 tweet berisi hinaan rasisme ke lebih dari 4 juta follower Dorsey.

Sempat mengudara selama hampir 15 menit, belasan tweet itu akhirnya berhasil dihapus oleh Twitter. Sejam kemudian, Twitter mengumumkan bahwa akun Dorsey berhasil direbut kembali dan sudah diamankan.

Lalu bagaimana bisa akun milik bos Twitter bisa dibajak dan dikuasai pihak lain?

Twitter dalam pernyataan resminya membantah sistem keamanan mereka yang lemah. Alih-alih perusahaan berlambang burung biru itu menuding perusahan operator telekomunikasi yang digunakan Dorsey.

Baca Juga: Waduh, Akun Twitter Jack Dorsey Dibajak Hacker!

"Nomor telepon yang digunakan untuk akun itu diretas karena kelalaian penyedia layanan mobile. Ini menyebabkan oknum tak bertanggung jawab bisa menulis tweet via pesan singkat dari nomor telepon tersebut," jelas Twitter.

Menurut BBC, teknik peretasan seperti ini disebut simswapping atau simjacking. Dalam kasus Dorsey, nomor ponsel Bos Twitter berhasil dipindahkan ke kartu SIM baru yang dikuasai peretas.

Hal ini mungkin terjadi ketika peretas berhasil mengelabui (atau menyuap) customer service perusahaan operator seluler. Biasanya peretas mengaku bahwa nomor telepon itu adalah milik mereka dan sudah hilang atau kartu SIM-nya rusak.

Setelah menguasai nomor ponsel Dorsey, para peretas lalu mengunggah tweet di akun Bos Twitter itu via pesan singkat atau SMS.

Cara mengirim tweet via SMS merupakan salah satu metode awal menggunakan Twitter dan masih tersedia hingga saat ini. Layanan ini diterapkan Twitter di area yang susah mengakses internet atau wilayah konflik yang layanan internetnya dibatasi - seperti ketika pecahnya gelombang revolusi musim semi di Arab pada awal dekade ini.

Baca Juga: Facebook dan Twitter Diminta Tanggung Jawab atas Konten Terorisme

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI