3. Oposisi Neptunus
Sebagai planet paling luar di tata surya, Neptunus akan berada di titik opsisi pada 10 September mendatang. Dengan kata lain, posisi Matahari-Bumi-Neptunus akan berada dalam satu garis lurus di bidang tata surya.
Tak hanya itu, pada 10 September mendatang merupakan jarak terdekat Bumi dan Neptunus dengan jarak sekitar 150 juta kilometer. Nantinya, Neptunus akan tampak dengan diameter sudut sebesar 2,4 detik busur.
Pengamat mulai bisa mengamati oposisi Neptunus pada pukul 19:15 hingga 04:30 waktu setempat. Planet itu akan berada setinggi 21 derajat dari cakrawala timur dan terbenam di bawah 20 derajat dari cakrawala barat.
Baca Juga: Fenomena Langit Gemparkan Kalsel
4. Ekuinoks
Ekuinoks merupakan fenomena penanda kembalinya pergerakan tahunan Matahari ke ekuator. Dengan kata lain, Matahari akan menyinari Bumi tepat di atas ekuator, terbit dan terbenam tepat di ufuk timur dan barat pada 23 September mendatang.
Ekuinoks sendiri terjadi karena adanya kemiringan sumbu Bumi. Setelah miring 23,5 derajat ke utara sejak solstis Juni lalu sehingga menyebabkan musim panas di belahan Bumi utara dan musim dingin di belahan Bumi selatan, kali ini kemiringan Bumi membuat Matahari kembali ke ekuator. Menurut time and date, secara astronomis ekuinoks September akan terjadi pukul 14:50 WIB.
5. Konjungsi Bulan dengan gugus M44
Jika biasanya Bulan berkonjungsi dengan planet, kali ini satelit alami Bumi itu akan berkonjungsi dengan gugus bintang terbuka. Disebut M44, peristiwa ini akan terjadi pada 25 September mendatang.
Baca Juga: Fenomena Langit Langka Ini Ditemukan di Tibet
Nantinya, Bulan akan berada sejauh 1 derajat dari gugus bintang M44. Untuk mengamatinya, carilah dulu Bulan sabit yang akan terbit pada pukul 02:25 dini hari waktu setempat. Pada saat itu, Bulan dan gugus M44 akan berada di ketinggian 40 derajat di atas cakrawala timur laut.