Gempa Banten Sinyal Waspada untuk Warga Pantai Selatan Jawa

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 31 Agustus 2019 | 07:25 WIB
Gempa Banten Sinyal Waspada untuk Warga Pantai Selatan Jawa
Lokasi gempa Banten yang berkekuatan 7,4 skala Richter pada Jumat malam (2/8/2019). [Twitter/BMKG]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa yang mengguncang Banten bagian selatan pada awal Agustus 2019 merupakan alarm bahwa di bagian Selatan Jawa terdapat zona gempa yang aktif.

"Sudah ada catatan beberapa kali gempa di bagian Selatan Jawa. Artinya sangat mungkin ke depan terjadi gempa lagi," kata Daryono dalam jumpa pers yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Karena itu, Daryono mengatakan masyarakat yang tinggal di bagian Selatan Jawa harus siap menghadapi gempa dan jangan mengabaikan peringatan yang sudah diberikan alarm.

Masyarakat yang tinggal di wilayah yang rawan diguncang gempa harus membangun rumah yang tahan gempa dan kuat agar terlindung ketika terjadi gempa.

Baca Juga: Kepala BMKG: Aktivitas Kegempaan Kalimantan Paling Rendah Se-Indonesia

"Harus siap siaga terhadap tsunami juga. Kuncinya adalah membuat tata ruang yang aman. Jangan membangun usaha atau rumah di pantai yang memiliki titik-titik gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami," tuturnya.

Daryono mengatakan para pakar harus terus mempelajari kebencanaan yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia harus waspada karena tinggal di wilayah yang rawan bencana, tetapi tidak perlu cemas berlebihan.

"Jangan percaya isu-isu yang beredar di masyarakat. Kalau BMKG tidak menginstruksikan mengungsi, tidak perlu mengungsi, kecuali memang terasa gempa besar di pantai," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Bernadus Wisnu Widjaja mengatakan korban jiwa yang tinggi saat terjadi gempa biasanya bukan disebabkan gempa itu sendiri melainkan bangunan yang tidak tahan gempa.

"Kebanyakan korban jiwa meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan karena diguncang gempa. Karena itu, membangun rumah yang tahan gempa di wilayah yang rawan gempa sangat penting," katanya. [Antara]

Baca Juga: Delapan Gempa Signifikan di Busur Subduksi Sunda, BMKG: Menarik Dicermati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI