Tim Olimpiade Komputer Indonesia Raih Emas di IOI 2019 Azerbaijan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 13 Agustus 2019 | 09:54 WIB
Tim Olimpiade Komputer Indonesia Raih Emas di IOI 2019 Azerbaijan
Empat siswa SMA asal Indonesia ini berhasil mengharumkan nama bangsa di ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2019.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di Terminal 3 Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta, menggunakan penerbangan Qatar Airways QR956 pada pukul 15.20 WIB, kepulangan Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) dari Azerbaijan disambut dengan aplaus meriah dan senyuman bangga.

Bagaimana tidak, menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-74, tim yang terdiri dari empat siswa SMA ini berhasil mengharumkan nama bangsa di ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2019.

Keempat delegasi tersebut adalah Abdul Malik Nurrokhman (Amnu) dari SMA Semesta BBS Semarang, Vincent Ling dari SMA Pribadi Bandung, Fausta Anugerah Dianparama dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dan Moses Mayer dari SMA Jakarta Intercultural School.

IOI merupakan olimpiade sains di bidang informatika (khususnya pemrograman) yang diselenggarakan setiap tahun. Ajang bergengsi ini pada tahun 2019 memasuki tahun ke-31, diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, mulai tanggal 4 sampai dengan 11 Agustus 2019.

Baca Juga: Penemu Password Komputer Tutup Usia

Bersaing dengan 323 peserta lain dari 87 negara, tim Indonesia berhasil meraih 1 medali emas dari Amnu, 2 medali perak dari Fausta dan Vincent, dan 1 medali perunggu dari Moses Mayer.

Perolehan ini menempatkan Indonesia pada posisi ranking juara ke-10, mengalahkan puluhan negara lain, seperti Singapura, Kanada, atau Australia.

Untuk mempersiapkan diri mengikuti IOI, tim ini telah mengikuti pembinaan selama berbulan-bulan, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan UI, ITB, IPB, ITS, UGM dan Binus University.

Ke empat siswa juga harus menjalani karantina dan pembinaan intensif untuk memperbanyak latihan soal, diskusi dan pelatihan kesiapan mental bertanding.

Materi pembinaan, selain diisi oleh para dosen dari berbagai universitas, juga diisi oleh para alumni TOKI dalam bentuk diskusi dan sparring partner. Para siswa juga diikutsertakan dalam beberapa kegiatan latih tanding.

Baca Juga: Microsoft Hapus Semua Game Komputer di Windows

Strategi ini terbukti meningkatkan prestasi tim Indonesia dari tahun ke tahun.

Pada prosesi penyerahan medali di Azerbaijan, Amnu dan kawan-kawan tersenyum bahagia melihat jerih payah dan hasil latihan intensifnya berbuah manis.

“Sejak terpilih menjadi TOKI, saya berkomitmen untuk memberikan yang terbaik. Tujuan pribadi saya adalah membuktikan kalau Indonesia tidak kalah dari negara lain dalam hal teknologi dan informatika. Walaupun dalam proses pelatihan sempat merasa lelah dan kangen keluarga, tapi sekarang saya sudah lega karena bisa memberikan kado untuk ulang tahun Indonesia, dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga,” kata Amnu yang sudah dua kali menyumbangkan medali di ajang IOI, yaitu medali perak pada IOI 2018, dan emas pada IOI 2019 kali ini.

Tantangan terbesar yang dihadapi TOKI adalah rasa gugup karena menghadapi negara-negara lebih maju yang sering dipandang lebih ahli. Tidak mau kalah sebelum bertanding, Amnu, Vincent, Fausta, dan Moses berusaha untuk membulatkan tekad dan memupuk rasa percaya diri. Mereka pun tampil lepas dan tanpa beban.

Panduan dan dukungan yang diberikan oleh tim delegasi juga membuat mereka selalu bersemangat untuk mengikuti tahapan kompetisi dari hari ke hari. Selain meraih medali, mereka juga sempat memperkenalkan budaya Indonesia dengan bermain angklung pada acara Malam Budaya IOI.

Adi Mulyanto, M.T. (Dosen STEI ITB dan Pembina TOKI) sebagai ketua delegasi dan Brian Marshal (koordinator Ikatan Alumni TOKI) sebagai deputy leader mengaku bangga melihat anak-anak didik yang berhasil membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

Dengan umur yang masih muda, mereka yakin para siswa ini dapat menjadi pemimpin dan talenta luar biasa yang akan memajukan Indonesia melalui informatika.

“Dengan pencapaian yang diraih dalam kompetisi IOI kali ini, kita patut memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk semangat, perjuangan dan juga pengorbanan yang telah dilakukan oleh para siswa, Pembina, Alumni dan Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang telah bekerja keras dalam mengupayakan hasil yang maksimal demi mengharumkan nama baik bangsa dan negara,” kata Adi Mulyanto, M.T.

Secara khusus, Adi juga mengapresiasi bantuan moral dan pelatihan yang diberikan oleh Ikatan Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (IA-TOKI). Beberapa alumni TOKI kini telah mencetak prestasi masing-masing, seperti Brian Marshal yang mendirikan start-up SIRCLO dan Derianto Kusuma yang mendirikan unicorn Traveloka.

“Mereka telah membangun ikatan alumni yang solid, suportif, dan saling membantu. Secara kompak, mereka mencurahkan waktu, tenaga, perhatian, dan pengalaman, untuk membimbing ‘adik kelas’ mereka,” tambahnya.

Setelah menuntaskan partisipasi di IOI 2019, saat ini Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah ajang IOI ke-34 pada tahun 2022 dan APIO 2020 yang akan datang.

Pencapaian tahun ini secara otomatis akan menjadi pemicu semangat seluruh tim untuk terus meningkatkan kualitas seleksi dan proses pembinaan para siswa, sehingga Indonesia bisa sukses menyelenggarakan IOI dan menyabet medali sebanyak-banyaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI