Ransomware, Virus Pemeras, Juga Bisa Curi Kendali Kamera DSLR

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 12 Agustus 2019 | 22:35 WIB
Ransomware, Virus Pemeras, Juga Bisa Curi Kendali Kamera DSLR
Ilustrasi uang tebusan diserahkan agar peretas membuka akses komputer yang dikunci oleh ransomware. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa ransomware, program jahat yang biasanya digunakan untuk merebut kendali sebuah perangkat komputer untuk meminta tebusan, juga bisa menjangkiti sebuah kamera DSLR.

Temuan ini diungkap oleh para peneliti keamanan di Checkpoint. Dalam laman resminya, mereka menunjukkan cara menginstall malware menggunakan remote di kamera DSLR berdasarkan metode transfer gambar yang sudah ada. Metode tersebut adalah Picture Transfer Protocol.

Menurut Eyal Itkin, salah seorang peneliti di Checkpoint, Picture Transfer Protocol merupakan metode paling ideal untuk menyebarkan malware ke kamera DSLR karena metode ini tidak terotentikasi sistem keamanan perangkat dan bisa menggunakan koneksi WiFi maupun USB.

Parahnya lagi, laporan tersebut juga menulis bahwa seseorang dengan access point WiFi yang sudah terinfeksi bisa mengirimkan malware tersebut ke targetnya secara nirkabel, dan bahkan bisa menyebarkan malware tersebut ke PC milik korbannya.

Baca Juga: Sepanjang 2018, Jumlah Malware Ransomware Naik Lebih dari 40 Persen

Sebelum sampai pada kesimpulan tersebut, Itkin beserta peneliti lainnya memberikan contoh bagaimana ransomware bisa menginfeksi satu unit Canon EOS 80D melalui WiFi, dan mengenkripsi foto yang tersimpan di kartu SD-nya, sehingga si korban tak lagi bisa mengakses foto tersebut.

Itkin juga mengatakan bahwa kamera bisa menjadi target potensial bagi hacker, karena menyimpan banyak foto pribadi yang mungkin berharga bagi pemiliknya.

Langkah hacker selanjutnya juga mudah ditebak. Mereka meminta uang tebusan untuk mendekripsi agar foto yang terkunci bisa kembali terbuka dan dilihat oleh sang pemilik kamera.

Beruntung, Checkpoint sudah melaporkan celah keamanan ini kepada pihak Canon pada Maret lalu, dan kedua perusahaan itu sudah mengembangkan formula penanganannya sejak Mei lalu.

Hasilnya pada awal Agustus ini, Canon sudah memperingkatkan penggunanya agar menghindari koneksi ke jaringan WiFi yang tak aman, mematikan fungsi jaringan di kameranya saat tak digunakan, dan mengunduh pembaruan security patch ke dalam kameranya.

Baca Juga: Kunci Data Korban, Ransomware Ini Minta Pengguna Main Game

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI