Juli Kemarin Adalah Bulan Terpanas dalam Sejarah Bumi

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 06 Agustus 2019 | 14:44 WIB
Juli Kemarin Adalah Bulan Terpanas dalam Sejarah Bumi
Ilustrasi gelombang panas. Seorang perempuan sedang menikmati guyuran air di sebuah kolam. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juli kemarin merupakan bulan terpanas dalam sejarah Bumi, demikian hasil pengamatan satelit seperti yang dianalisis oleh program Copernicus Climate Change Serice (C3S) milik Uni Eropa.

Suhu pada Juli 2019 mengalahkan rekor bulan Juli 2016, yang sebelumnya dicatat sebagai bulan paling panas dalam sejarah Bumi. Secara global suhu pada Juli 2019 sektiar 0,04 derajat Celcius lebih panas dari Juli 2016.

Para ilmuwan mengatakan ini adalah pertanda bahwa Bumi, satu-satunya planet di alam semesta yang diketahui mampu menampung kehidupan, mengalami pemanasan di luar perkiraan.

"Emisi gas rumah kaca yang terus terjadi dan dampaknya pada suhu global membuat rekor (suhu Bumi) akan terus dipecahkan di masa depan," kata Jean-Noel Thepaut, kepala program Copernicus, seperti dilansir CNN, Senin (5/8/2019).

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Sangat Buruk, Bisa Sebabkan Perubahan Iklim

Lebih lanjut para ilmuwan mengingatkan bahwa suhu di Juli 2016 lebih panas karena ketika itu sedang terjadi fenomena El Nino yang kuat. El Nino ditandai dengan menghangatnya perairan di Samudera Pasifik dan berpengaruh ke suhu global.

Pada 2019 terjadi El Nino yang lebih lemah dan memasuki Juli fenomena cuaca itu sudah berkurang drastis. Karenanya naiknya suhu pada Juli kemarin harus ditanggapi dengan lebih serius.

Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization - lembaga di bawah PBB yang bertugas mengamati perubahan iklim, cuaca, dan sumber daya air - mengatakan bahwa lonjakan suhu pada Juli telah "menulis ulang sejarah iklim, dengan sejumlah rekor baru suhu di level lokal, nasional, dan global."

"Ini bukan fiksi ilmiah. Ini adalah realitas perubahan iklim. Ini sedang terjadi dan akan menjadi lebih buruk di masa depan tanpa adanya tindakan nyata," ia mewanti-wanti.

Baca Juga: Indonesia Beri Bantuan 1 Juta Dolar AS ke UNDP Atasi Perubahan Iklim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI