Berentetan hingga Gempa Banten, Benarkah Gempa Bisa Menjalar?

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 06 Agustus 2019 | 07:15 WIB
Berentetan hingga Gempa Banten, Benarkah Gempa Bisa Menjalar?
Lokasi gempa Banten yang berkekuatan 7,4 skala Richter pada Jumat malam (2/8/2019). [Twitter/BMKG]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara itu untuk pemicuan dinamis, bisa berkaitan dengan gempa-gempa dekat dan jauh. Transfer tegangan dinamis ini nilainya lebih kecil, berkurang dengan melambat terhadap jarak dan merupakan tegangan yang dibawa oleh gelombang seismik melalui batuan. Konsep pemicuan dinamik ini lebih sering dikaitkan dengan potensi gempa yang dipicu dari jarak jauh.

Karena nilai transfer tegangannya kecil, maka syarat utama yang paling dibutuhkan adalah patahan yang terpicu harus benar-benar berada di titik paling kritisnya, sehingga sedikit saja dicolek oleh perubahan tegangan (yang kecil), patahan langsung memicu gempa.

"Konsep pemicuan dinamik ini sangat rumit dan banyak syarat yang harus terpenuhi, maka bagi mereka yang paham betul ilmu gempa (seismologi) justru semakin berhati-hati, tidak dengan entengnya mengatakan sebuah gempa dapat dipicu oleh gempa lain, apalagi hanya menduga-duga dan mencocok-cocokkan (cocokologi) antara satu gempa dengan gempa lain seolah antara gempa saling berkaitan dan dengan mudah saling picu," jelas Daryono lebih lanjut.

Karena masih sangat sulit menjelaskan secara empiris kaitan antar kejadian gempa yang terjadi, yang pasti seluruh peristiwa gempa akhir-akhir ini terjadi di zona rawan gempa.

Baca Juga: Warga Terdampak Gempa Banten Kembali ke Rumah

"Ini tentu hal biasa dan wajar, sehingga jika ada kejadian gempa yang hampir bersamaan maka itu lebih kepada faktor kebetulan saja," terang dia.

Masing masing sumber gempa, imbuh Daryono, tentu memiliki medan tegangan sendiri-sendiri dan mencapai tingkat akumulasi maksimum (matang) yang hampir bersamaan, sehinga mengalami pelepasan energi sendiri-sendiri yang dimanifestasikan dalam kejadian gempa yang mungkin saja terjadi hampir berbarengan.

Namun demikian yang terpenting adalah bagaimana mengidentifikasi berbagai ragam bencana gempa bumi yang pernah terjadi. Ini penting agar setiap peristiwa gempa bumi menghasilkan pembelajaran untuk perbaikan mitigasi ke depan.

"Sehingga kita mampu memperkecil risiko, dapat menekan jumlah korban, kerusakan, dan kerugian jika terjadi gempa kuat di kemudian hari," tutup Daryono.

Baca Juga: Gempa Banten, BMKG Sebut Wajar Jika Ada Warga Masih Mengungsi karena Trauma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI