Suara.com - Kesulitan penerimaan sinyal telekomunikasi menjadi salah satu dampak yang terjadi akibat matinya arus listrik PLN yang terjadi pada kemarin, Minggu (4/8/2019).
Terkait masalah ini, Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri dalam rapat terbatas di Jakarta pada hari ini, Senin (5/8/2019), termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.
Usai menghadiri rapat tersebut, Rudiantara menjelaskan penyebab teknis hilangnya penerimaam sinyal telekomunikasi pada ponsel atau tablet.
Ringkasnya, ia menyebut bahwa layanan telekomunikasi tidak bisa dirasakan karena Base Transceiver Station (BTS) yang biasanya dipasok listrik dari PLN tidak terpenuhi, sehingga layanan mulai dari telepon, SMS, hingga internet mengalami hambatan untuk diakses.
Baca Juga: Indosat Klaim Layanannya Mulai Normal Setelah Ditumbangkan PLN
"Karena BTS itu dipasok PLN, dia juga disediakan UPS (Uninterruptible Power Supply). Tapi UPS berfungsi 3-4 jam. Kemudian untuk Hub perantaranya, pakai genset. Jadi, saat UPS mati jadi gak terpasok listrik dan yang hidup hanya Hub," kata Menkominfo.
Oleh karena itu, pria yang karib disapa Chief RA juga mengatakan bahwa genset berperan penting untuk mempertahankan penerimaan sinyal telekomunikasi.
"Dan beberapa lokasi penting ada genset, BTS di gedung itu hidup karena gedungnya ada genset. Kalau sinyal di gedung relatif berfungsi," imbuhnya.
Sedangkan berdasarkan laporan dari operator seluler, Rudiantara mengatakan bahwa mereka sedang fokus untuk melakukan pemulihan secara manual. Makanya, hari ini penerimaan sinyal berangsur membaik.
Tapi, matinya sinyal pada kemarin tidak bisa terelakan, karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan pemadaman listrik dari pihak PLN.
Baca Juga: Khawatir Pemadaman Listrik Lagi, Telkomsel Siapkan Langkah Antisipasi
"Kemarin peak-nya. Puncaknya antara jam 3 sore sampai jam 6, artinya 25% puncaknya antara jam 3-6 saya pantau. Kalau saat ini, ada beberapa titik saja (yang masih terganggu). Karena kan belum 100% juga pasokannya," tandas Rudiantara.