Suara.com - Heboh potensi gempa megathrust 8,8 skala Ricter dan tsunami setinggi 20 meter di sepanjang Pantai Selatan Jawa disalahpahami oleh publik, demikian dikatakan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, Biwara Yuswantana.
Biwara, yang berbicara di Kantor Gubernur DIY, Selasa (23/7/2019), mengatakan banyak pihak yang beranggapan potensi tersebut sudah merupakan prediksi kejadian yang sudah bisa dipetakan secara akurat.
"Perlu diklarifikasi penggunaan istilah prediksi (megathrust dan tsunami). Yang benar penggunaan katanya adalah potensi dan bukan prediksi," kata Biwara.
Dengan adanya potensi bencana tersebut, masyarakat mau tidak mau harus menghadapinya. Namun yang diharapkan publik tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang beredar di media sosial.
Baca Juga: BNPB: 5.744 Desa di Indonesia Rawan Tsunami, 584 Ada di Selatan Jawa
"Substansinya ya itulah kondisi yang harus dihadapi. Potensi belum sampai tahu kapan, di mana, seberapa kekuatannya," jelas Biwara.
Biwara menambahkan, potensi bencana di Indonesia bisa terjadi kapan saja. Karenanya diharapkan masyarakat bisa mengurangi kerentanan terjadinya bencana dengan mitigasi. Di antaranya melakukan kembali pencermatan kondisi bangunan yang ditempati, cara mengamankan diri bila terjadi bencana, dan lainnya.
Sebelumnya Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan bahwa di pesisir selatan Jawa ada potensi gempa 8,8 skala Ricter yang bisa memicu tsunami setinggi 20 meter.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: Siaran Pers soal Tsunami Jawa Dikritik Ahli Bahasa, BMKG Beri Balasan Lucu