Migratory rip sendiri merupakan proses erasional yang menimbulkan arus yang berasosiasi dengan gelombang lebih dari 1,5 meter dan terjadi di pantai yang tererosi dan bergelombang tinggi.
Secara sederhana, jika kamu ingin mengetahui apakah pantai yang kamu kunjungi memiliki Rip current atau tidak, kamu perlu membiarkan sebuah botol terapung. Saat tersapu ombak, jika botol tersebut bergerak ke arah bibir pantai, maka lokasi tersebut tidak memiliki Rip current. Namun, jika botol tersebut mengarah mengikuti arus, dapat dipastikan jika lokasi tersebut terdapat Rip current.
Jika dijelaskan secara ilmiah mengenai bagaimana Pantai Parangtritis disebut sering menelan korban, dapat dipastikan jika bukan karena Nyi Roro Kidul, melainkan karena adanya Rip current.
Baca Juga: Alih-alih Serbu Parangtritis Pakai Baju Hijau, Warga Jogja Dihimbau Berdoa