Uji Coba Penghapusan Like Bisa Jadi Ancaman Buat Influencer?

Jum'at, 19 Juli 2019 | 18:04 WIB
Uji Coba Penghapusan Like Bisa Jadi Ancaman Buat Influencer?
Ilustrasi jumlah like di Instagram. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Instagram mengungkapkan sedang menguji coba apa yang akan terjadi tanpa jumlah Like di sebelah setiap postingan. Pembaruan ini adalah terdapat Instagram 2.0. Para warganet di dunia maya memikirkan dampaknya terhadap keberadaan influencer.

Agensi PR dan pakar media sosial yang berbasis di Oxford, The Atticism, mengatakan kepada Metro bahwa karya sebenarya ada di dalam postingan. Perubahan dari Instagram ini hanyalah bagian dari perubahan yang lebih luas dalam permainan media sosial.

"Media sosial seperti yang kita tahu sedang sekarat. Menurut putri saya (berusia 17 dan 15 tahun) dan teman-teman mereka, Instagram dan Facebook 'lumpuh.' Statistik menunjukkan bahwa banyak generasi muda meninggalkan platform sepenuhnya," jelas Direktur The Atticism, Renae Smith.

"Sebagai agen, kami tidak bisa terus bekerja dengan cara yang selalu kami miliki dan mengharapkan klien kami untuk mencapai hasil yang sama," katanya.

Baca Juga: Google dan Facebook Diam-diam Pantau Penikmat Situs Porno

Dia menjabarkan bahwa konsumen mengalami kurangnya kepercayaan dan terlalu banyak pemasar yang bersaing untuk mendapatkan perhatian mereka. Masa depan media sosial perlu diubah menjadi strategi yang didorong oleh konten yang menawarkan koneksi asli antara merek dan konsumen mereka.

Ilustrasi Instagram di smartphone. [Shutterstock]
Ilustrasi Instagram di smartphone. [Shutterstock]

Agensi mengatakan sikap barunya berasal dari statistik yang diterbitkan oleh laporan Trust Insights ke dalam keterlibatan merek di Instagram. Mempertimbangkan bahwa bermitra dengan merek adalah cara influencer memperoleh penghasilan, itu membuat bacaan yang menarik. The Atticism mengatakan bahwa itu tidak bekerja dengan influencer selama 18 bulan terakhir.

"Kami memiliki begitu banyak klien yang mengejar Like dan Following tanpa benar-benar memahami tujuan akhir," kata Renae.

Pada dasarnya, dia menuturkan, mengumpulkan Like tidak berpengaruh dan hal ini terus diberikan pengertian kepada mereka.

"Kecuali jika seseorang benar-benar memengaruhi suatu industri, subjek, atau sekelompok orang, mereka tidak memiliki alasan untuk disebut sebagai influencer," ujarnya lagi.

Baca Juga: Instagram Sembunyikan 'Like', Bagaimana Fitur Ini Bikin Ketagihan Pengguna?

Namun, tidak semua orang yakin tentang hal ini. Beberapa berpendapat bahwa itu hanya mengubah sedikit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI