Suara.com - Peretas telah menemukan cara baru untuk mencuri foto atau video sensitif yang dikirim oleh pengguna WhatsApp. Itulah klaim dari peneliti keamanan yang menemukan bahwa 'aktor jahat' sekarang tahu bagaimana 'mengekspos dan memanipulasi' file yang dikirim menggunakan aplikasi milik Facebook tersebut.
Crooks memimpikan teknik peretasan yang disebut 'ancaman penghancur file media' yang mengambil keuntungan dari adanya selang waktu yang sangat kecil antara saat ketika file media yang diterima melalui WhatsApp disimpan ke disk dan kemudian ditampilkan di antarmuka pengguna perangkat lunak.
"Selang waktu kritis ini memberikan peluang bagi pelaku jahat untuk melakukan intervensi dan memanipulasi file media tanpa sepengetahuan pengguna," perusahaan teknologi Symantec memperingatkan seperti dilansir dari Metro.
Jika celah keamanan dieksploitasi, hacker dapat menyalahgunakan dan memanipulasi informasi sensitif seperti foto dan video pribadi, dokumen perusahaan, faktur, dan memo suara.
Baca Juga: #WhatsAppDown Rajai Tren Topik, Muncul Tagar Tandingan #TwitterTerbaik
"Penyerang bisa mengambil keuntungan dari hubungan kepercayaan antara pengirim dan penerima ketika menggunakan aplikasi IM ini untuk keuntungan pribadi atau untuk mendatangkan malapetaka," terang juru bicara Symantec.
Perusahaan teknologi itu mengatakan, pengguna WhatsApp secara keliru percaya bahwa aplikasi perpesanan itu tahan peluru dan kebal terhadap peretas, karena itu menggunakan enkripsi ujung ke ujung untuk melindungi konten pesan sehingga hanya pengirim dan penerima yang dapat membacanya.
"Meskipun enkripsi ujung-ke-ujung adalah mekanisme yang efektif untuk memastikan integritas komunikasi, itu tidak cukup jika kerentanan tingkat aplikasi ada dalam kode," tambah Symantec.
Threat Ancaman Penghancuran File Media khususnya berkaitan dengan persepsi umum bahwa generasi baru aplikasi IM kebal terhadap manipulasi konten dan risiko privasi, berkat pemanfaatan mekanisme keamanan seperti enkripsi ujung-ke-ujung.
Pengguna umumnya mempercayai aplikasi IM seperti WhatsApp dan Telegram untuk melindungi integritas identitas pengirim dan konten pesan itu sendiri. Ini berbeda dengan aplikasi / protokol lama seperti SMS, yang dikenal dengan tipuan yang cukup mudah.
Baca Juga: Whatsappdown dan Instagramdown Ramai di Twitter
Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak ada kode yang kebal terhadap kerentanan keamanan. Ada cara sederhana untuk melindungi diri sendiri, mulai dari pastikan WhatsApp Anda diperbarui setiap saat. Masalah ini memengaruhi pengguna Android, jadi mereka harus memastikan mereka terus memeriksa versi baru perangkat lunak di Google Play.