Suara.com - Untuk pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Inspektur Jenderal (Irjen) Kemnaker, Budi Hartawan mengingatkan para pegawai untuk segera beradaptasi seiring perubahan zaman.
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi (TI) dalam era revolusi 4.0, menuntut Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dapat berperan lebih efisien dan efektif dalam memberikan assurance and consulting atas pengendalian, manajemen risiko dan tata kelola pemerintah
Hal ini disampaikannya, saat memberikan sambutannya dalam acara Ngopi (Ngobrol Penuh Inspirasi) bersama keluarga besar Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, di Jakarta, Senin , (15/7/2019).
Menurut Budi, saat ini masyarakat Indonesia mulai terbiasa mengenal sistem berbasis TI yang diterapkan di lingkungan instansi pemerintah, baik di pusat maupun daerah, seperti e-budgeting, e-procurement, e-payment dan sebagainya.
Peran internal auditor mengalami perubahan, dari yang sebelumnya menekankan detective control, yaitu mengidentifikasi masalah yang sudah terjadi, lalu mencoba memberikan saran untuk mengatasinya (watch dog), menjadi consultant. Bahkan juga menjadi catalist pengawasan, dengan hasil memberikan nilai tambah.
"Peningkatan kinerja, secara umum dengan aktivitas konsultansi, evaluasi dan penilaian atas manajemen risiko, aktivitas pengendalian intern dan tata kelola, serta mendukung informasi yang akurat kepada manajemen kementerian," kata Budi.
Tak hanya itu. Seiring dengan perubahan zaman, dunia ketenagakerjaan pun mengalami perubahan. Contohnya, kata bekerja dan hubungan kerja mengalami perubahan dalam definisnya
Perubahan tersebut akibat dampak dari berkembangnya perubahan zaman, terutama di dunia pekerjaan.
"Dengan kondisi pasar kerja yang berubah, maka kita harus berubah menyesuaikan seiring perubahan zaman. Kalau kita tidak mempelajari perubahan pasar kerja di luar, maka kita pasti akan tertinggal," kata Budi.
"Tahun ini, kita dihadapkan pada tahun pengembangan SDM . Oleh sebab itu, saya pegawai di lingkungan Itjen untuk terus memanfaatkan teknologi yang ada saat ini untuk menunjang kinerja di lingkungan kelembagaan," kata Budi.
Ia memberikan contoh negara yang telah memanfaatkan teknologi dalam mengimplementasikan pelayanan birokrasi di negaranya, yakni Negara Estonia. Ia menyampaikan, negara tersebut telah menerapkan teknologi informasi berbasis aplikasi dalam menjalankan pelayanan pemerintahan.
"Saya melihat, dengan dikembangakannya teknologi seperti 5G di dunia saat ini, nantinya, di masa depan, teknologi akan bisa mendeteksi seseorang dengan menggunakan 'face detection', dimana data informasi dari orang tersebut akan bisa terdeteksi, termasuk medical report-nya," kata Budi.
Sebagai penutup, Budi mengingatkan para pegawai di lingkungan Itjen, agar mengikuti berbagai macam kursus pelatihan berbasis teknologi, yang nantinya bermanfaat dalam menunjang kinerja itjen dalam menjalankan tugasnya.