Kutu kloning yang dipermasalahkan merupakan jenis spesies kutu bercangkang panjang Asia atau memiliki nama ilmiah Haemaphysalis longicornis.
Makhluk penghisap darah yang sama juga dikaitkan dengan kematian empat sapi di Surry County sejak tahun 2018.
Dikutip dari Arstechnica, Dr. Pritt khawatir terhadap hewan itu karena diketahui kutu penghisap darah bisa menyebarkan virus.
Kutu diketahui bisa menyebarkan virus SFTVS (Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome Virus), virus berbahaya yang mematikan.
Baca Juga: Teori Baru Ilmuwan, Ternyata Bulan Bisa Meninggalkan Orbit Bumi
SFTSV terkait dengan virus Heartland yang ditemukan di AS dan telah dilaporkan tingkat kematiannya hingga 30 persen.
Virus tersebut bahkan pernah menyerang China dan memakan korban jiwa 36 orang.
H. longicorni juga diketahui menularkan Rickettsia japonica, penyebab demam bercak Jepang.
"Sejauh ini, penyelidik kesehatan belum menemukan kutu yang menyimpan kuman dan virus tersebut. Tetapi ada risiko bahwa pada suatu titik mereka dapat membawanya," komentar Dr Pritt.
Mungkin manusia di AS masih belum terlalu khawatir dengan makhluk penghisap darah ini, namun para peternak tetap waspada karena kutu kloning tersebut bisa menyerang hewan berharga mereka kapan saja.
Baca Juga: Ilmuwan Ini Pakai Teknologi Baru untuk Lihat Isi Otak Manusia Secara Detail