Suara.com - Pemerintah Iran menyita ribuan PC yang dipakai untuk menambang bitcoin. Langkah ini dilakukan setelah mendeteksi adanya lonjakan penggunaan listrik yang cukup signifikan.
Dilansir dari The Verge pada Selasa (2/7/2019), ribuan PC tersebut disita dari dua buah 'tambang' bitcoin yang berasal dari bekas pabrik di Provinsi Yazd. Akibatnya, konsumsi listrik di negara itu meningkat sebesar 7 persen.
Sebagai informasi, Bank Sentral Iran sebenarnya sudah melarang kehadiran mata uang kripto sejak 2018 lalu karena dikhawatirkan menjadi lahan subur untuk pencucian uang.
Selain itu, pihak berwajib menilai bahwa praktik penambangan bitcoin membuat kerja pembangkit listrik lokal menjadi tak stabil. Oleh karena itu, mereka memperingatkan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas penambangan mata uang digital tersebut.
Baca Juga: Game One Punch Man Segera Meluncur untuk PS4, Xbox One, dan PC
Pasalnya, penambangan mata uang kripto di Iran menggunakan PC dengan spesifikasi tinggi, selaras dengan konsumsi dayanya yang juga tinggi. Di sisi lain, Iran sendiri masih memberikan subsidi untuk listrik agar terjangkau oleh warganya.
Alih-alih membantu warga, subsidi listrik tersebut justru dijadikan oknum penambang untuk mendapatkan bitcoin sebanyak-banyaknya.
Tapi di sisi lain, penambangan mata uang kripto sebenarnya memiliki dampak positif bagi Iran, yaitu mengurangi dampak dari embargo perdagangan yang dijatuhkan Amerika Serikat untuk negara tersebut.