BMKG: Gelombang Panas di Timur Tengah Tak Menjalar ke Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 01 Juli 2019 | 21:41 WIB
BMKG: Gelombang Panas di Timur Tengah Tak Menjalar ke Indonesia
Ilustrasi gelombang panas. Seorang perempuan sedang menikmati guyuran air di sebuah kolam. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan fenomena suhu tinggi di Timur Tengah diperkirakan tidak akan berdampak pada wilayah Indonesia.

"Sistem sirkulasi udara yang menyebabkan gelombang panas di Timur Tengah berbeda dan tidak mengarah atau menuju ke Indonesia," kata Herizal melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (1/7/2019).

Selain itu, Herizal mengatakan sangat kecil peluang suhu panas yang mencapai lebih dari 50 derajat Celcius terjadi di Indonesia. Berdasarkan catatan BMKG, suhu maksimum di Indonesia tidak pernah mencapai 40 derajat Celcius.

Ia menambahkan bahwa suhu udara tertinggi yang pernah tercatat adalah 39,5 derajat Celcius pada 27 Oktober 2015 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Tembus 51 Derajat Celcius, Gelombang Panas India Renggut 36 Nyawa

Menurut Herizal, suhu panas yang dirasakan di Timur Tengah akibat dari perluasan gelombang panas yang menyapu India sejak beberapa pekan sebelumnya. Gelombang panas terjadi di India, Pakistan, Afghanistan, Turkmenistan, Iran, dan Arab Saudi.

"Suhu permukaan di wilayah-wilayah yang terpapar gelombang panas terukur bervariasi antara 34 derajat hingga 51 derajat Celcius," katanya.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Dunia (WMO), suhu tertinggi tercatat di Stasium Basrah-Hussein (Irak) sebesar 50,4 derajat Celcius dan Stasiun Mitribah (Kuwait) sebesar 51,4 derajat Celcius pada 10 Juni 2019.

Suhu panas juga terjadi di Paris dan Lyon di Prancis yang mencapai 34 derajat Celcius. [Antara]

Baca Juga: Bukti Ilmiah Gelombang Panas : Pisang Bisa Tumbuh di London

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI