Suara.com - Fenomena kemunculan akun-akun media sosial dengan embel-embel garis lucu seakan menjadi oase di tengah hiruk-pikuk dan kasarnya politik nasional dalam media sosial, demikian dikatakan pelaksana Tugas Direktur Eksekutif ICT Watch, Widuri.
"Saat ini, Indonesia butuh itu (akun garis lucu) sehingga menghadirkan rasa nyaman. Medsos harus kembali lagi ke tujuan awalnya, yakni persahabatan," ujar Widuri ketika dihubungi Antara di Jakarta, pekan ini.
Pesan yang disampaikan oleh akun-akun garis lucu itu, menurut Widuri, berupa kritikan terhadap masyarakat yang terlalu terbawa situasi politik yang memanas, maupun dalam beragama.
"Akun garis lucu itu berusaha meredakan ketegangan, bukan emosi yang ditampilkan tetapi sisi kemanusiaan," katanya.
Baca Juga: Ribut di Twitter karena Anies Baswedan, 2 Orang Ini Janjian Duel depan SMP
Widuri mencontohkan unggahan akun Twitter Katolik Garis Lucu (@KatolikG) yang membahas tentang keputusan pesohor Deddy Corbuzier untuk memeluk agama Islam. Cuitan itu memang sempat viral di dunia maya.
"Hari ini, kami serahkan @corbuzier ke @Nugarislucu untuk selanjutnya silahkan disunat dan diarahkan...." tulis @KatolikG pada 21 Juni 2019.
Pada hari yang sama, akun @Nugarislucu yang punya pengikut di atas 280.000 membalas pesan @KatolikG.
"Siap, ndan. Ajaran-ajaran baik dari sampean tetap kami pertahankan," tulis akun @Nugarislucu itu.
Beragam tanggapan positif muncul, salah satunya Asturi (@Astu_SW) yang mencuit, "Damainya negeri ini kalo bisa begini semua."
Baca Juga: Twitter Akan Sembunyikan Cuitan Tak Pantas dari Tokoh Publik, Kenapa?
"Bayangkan, di Indonesia yang beragam agama bisa akur bercanda seperti ini. Tidak membedakan dan selalu mengajarkan kebaikan dalam setiap agama masing-masing, sejuk damai," tulis akun @bangbengreza.
Widuri berharap media sosial dapat digunakan dengan bijak sebagai alat komunikasi dan tempat untuk menyebarkan informasi yang positif.
"Media sosial juga bisa dijadikan untuk membuka peluang bisnis," tutup Widuri.