Ia menyayangkan jika hal ini terjadi saat industri game di Tanah Air mulai bertumbuh, bukan cuma sebagai hiburan, tetapi sebuah profesi menjanjikan.
"Itu (kepopuleran) bukan pekerjaan sehari atau dua hari. Kalau di Amerika Utara atau Korea, industri game sudah besar banget," katanya.
Namun, ia optimistis waktu akan mengikis kekhawatiran-kekhawatiran yang bermula dari stereotipe gim. Dia berharap pemikiran masyarakat nantinya akan lebih terbuka dalam menanggapi hal tersebut.
"Kalau memang di Aceh tidak boleh, semoga itu tidak terjadi di tempat lain," harap Andrian.
Baca Juga: PSI: Fatwa Haram Game PUBG Berlebihan